Juru Bicara Menteri Luar Negeri Iran (Menlu Ir), Bahram Qasemi (Foto: Pars Today)
Tehran - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qassemi, geram atas ucapan anti-Iran Presiden Perancis saat mengunjungi negara-negara Teluk Persia di UEA dan KSA.
"Kami harapkan Prancis tidak menanamkan instruksi yang salah dari beberapa negara Teluk Persia terhadap Republik Islam Iran," kata Qassemi setelah mendesak Presiden Perancis Macron bersikap adil, realistis, dan berpandangan jauh dalam menghadapi perkembangan yang sensitif di wilayah Timur Tengah dan Teluk Persia.
Diplomat Iran membuat pernyataan tersebut, setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron memposisikan dirinya sebagai anti-Iran selama kunjungannya ke negara-negara Teluk Persia di UEA dan Kerajaan Saudi.
"Presiden Prancis sudah tahu bahwa membuat klaim semacam itu terhadap Republik Islam Iran tidak sesuai dengan kenyataan beberapa dekade terakhir di Timur Tengah," kata diplomat Iran tersebut.
"Pendekatan yang bertanggung jawab akan mewajibkan Prancis untuk meyakinkan sekutu regionalnya melakukan pendekatan dan kebijakan yang lebih cerdik yang bebas dari sentimentalisme," kata Qassemi
"Kami berulang kali mengatakan kepada pejabat Prancis bahwa JCPOA tidak dapat dinegosiasikan dan tidak pernah diizinkan untuk menanamkan isu baru dalam kesepakatan tersebut, meskipun pihak Prancis menyadari pendirian perusahaan Iran dengan kemampuan kemampuan defensif yang tidak dapat dinegosiasikan," tegas juru bicara tersebut dari kementerian luar negeri Iran.
"Pemerintah Prancis diharapkan melakukan kebijakan nyata seperti memaksa sekutu regionalnya untuk segera menghentikan perang dan pertumpahan darah, menciptakan gencatan senjata, dan membangun perdamaian dan stabilitas di Yaman," desak Qassemi terhadap Prancis.
Iran Prancis Emmanuel Macron Arab Saudi