Presiden Rodrigo Duterte memberikan sambutan hangat kepada Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sebelum pertemuan bilateral mereka di Philippine International Convention Center di Pasay City pada 13 November 2017. (Foto Presiden/Robinson NiƱal Jr.)
Filipina - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengecam ambisi nuklir Korea Utara. Ia mendukung langkah-langkah Jepang melawan ancaman yang ditimbulkan oleh negara tersebut di tengah meningkatnya ketegangan.
Duterte melangsungkan pembicaraan bilateral keempat dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di sela-sela Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara di Manila. Pada pertemuan tersebut, Duterte, yang memimpin pertemuan ASEAN tahun ini, meyakinkan Abe atas dukungannya dalam kampanye Tokyo melawan Korea Utara.
Pyongyang memicu alarm global karena mengejar program senjata nuklir dan rudal dalam menghadapi sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa. Ia juga menyatakan rencananya mengembangkan rudal yang mampu menyerang daratan Amerika Serikat
"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa untuk kepentingan negara Anda dan saya, kami mendukung Anda melawan apa yang dilakukan Korea Utara," kata Duterte kepada Abe, dilansir Phil Star Global, Selasa (14/11)
Meski ada kemungkinan Filipina kecipratan rudal Korea Utara, Duterte mengatakan kepada Abe bahwa Manila bersama Jepang dalam menekan negara terisolasi tersebut untuk menghentikan program nuklir dan misilnya.
"Kami mengutuk peluncuran beberapa peluru kendali Korea utara. Itu buruk. Rudal itu memberi tekanan pada semua orang, tidak hanya di Jepang tapi juga di seluruh dunia. Dan ia harus bertanggung jawab jika mengakhiri makhluk di planet ini saat pikirannya lepas kendali," kata Duterte.
"Itulah mengapa kami membujuknya, mungkin memintanya untuk menghentikan sikap agresifnya . Filipina terlalu jauh dari jangakuan Korea Utara, tapi Anda tahu tidak ada yang akan menyelamatkan kita dari bencana jika hal itu terjadi," tambahnya.
Pemimpin Filipina, yang dikenal dengan bahasa penuh warna, sebelumnya menyebut pemimpin Korea Utara Kim Jong Un "gemuk" dan "anak laki-laki bajingan."
Ia juga menyebut Kim sebagai "orang gila" yang bermain dengan "mainan berbahaya".
Pada Forum Regional ASEAN Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-Ho mengatakan, kebijakan Washington yang bermusuhan dan ancaman nuklir terhadap Pyongyang adalah akar permasalahan di tengah kekhawatiran beberapa menteri luar negeri.
Menteri luar negeri tersebut menekankan bahwa senjata nuklir Korea Utara merupakan perang yang bisa menghentikan ancaman dan untuk mencegah invasi militer ke Amerika Serikat
Pernyataan tersebut disampaikan beberapa hari setelah para menteri luar negeri ASEAN mengeluarkan sebuah pernyataan bersama yang mengungkapkan keprihatinan serius atas pengujian rudal balistik Korea Utara selama sebulan terakhir.
KEYWORD :Korea Utara Jepang Filipina