Bendera kebangsaan Korea Utara (L) dan China (Foto: Ng Han Guan)
Beijing - Diplomat senior China akan mengunjungi Korea Utara sebagai utusan khusus Presiden China Xi Jinping, pada Jumat (19/10). Namun, belum jelas apakah kunjungan itu akan membahas program nuklir dan balistik Korea Utara ataukah tidak.
Pemerintah China berulang kali mendorong solusi diplomatik terhadap krisis tersebut. Terakhir kali utusan khusus China untuk Korea Utara mengunjungi negara itu pada Februari tahun lalu.
Dalam portal berita China, Xinhua mengatakan Song Tao, yang memimpin departemen urusan luar Partai Komunis yang berkuasa, akan berangkat ke Korea Utara pada Jumat (19/11) pekan ini.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
Kunjungan itu hanya seminggu setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengunjungi Beijing sebagai bagian dari tur Asia yang panjang. Dalm kunjungannya Trump mendesak China agar malakukan tindakan lebih besar untuk mengendalikan Korea Utara, terutama dari China, dimana Korea Utara melakukan 90 persen perdagangannya.
Tidak jelas berapa lama Song akan mengunji Korea Utara. Namun yang jelas, ia telah mengunjungi Vietnam dan Laos untuk memberi tahu mereka tentang hasil kongres tersebut, sebuah kesopanan khas China memperluas negara komunis lainnya setelah pertemuan penting tersebut.
Juga tidak jelas dimana Song akan bertemu dengan pemimpin muda Korea Utara Kim Jong Un. Kim dan Xi saling menukar ucapan selamat dan terima kasih atas kongres partai Tionghoa, namun tidak ada pemimpin yang mengunjungi negara lain sejak memegang kekuasaan.
Departemen Song bertanggung jawab atas hubungan partai dengan partai politik asing, dan secara tradisional berfungsi sebagai saluran untuk diplomasi China dengan Korea Utara.
Seorang pejabat departemen mengatakan bulan lalu Partai Komunis China terus mengadakan pembicaraan dan mempertahankan kontak dengan mitranya dari Korea Utara, yang menganggap persahabatan kedua negara tersebut penting untuk stabilitas regional.
Utusan khusus baru China untuk Korea Utara, Kong Xuanyou, yang mengambil posisi pada bulan Agustus, tidak dipercaya telah mengunjungi negara tersebut sejak menerima pekerjaan tersebut, demikian Reuters, Rabu (15/11)
KEYWORD :Korea Utara China Rudal Amerika Serikat