Presiden Iran, Hassan Rouhani (Foto: Tehran Time)
Tehran - Presiden Hassan Rouhani mengecam campur tangan Riyadh di Lebanon. Ia mengatakan sangat memalukan bagi sebuah negara Muslim mengemis ke rezim Israel untuk melakukan serangan militer melawan negara Lebanon.
"Belum pernah terjadi dalam sejarah sebuah negara Muslim untuk mengambil tindakan semacam itu, dan ini mengindikasikan ketidakmatangan individu-individu, yang telah berkuasa di negara-negara tersebut," demikian disampaikan Rouhani dalam sebuah pertemuan kabinet pada Rabu (15/11) dilansir Press TV.
Komentar tersebut disampaikan beberapa hari setelah sekretaris jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah membuat komentar serupa. Nasrallah mengatakan Riyadh meminta rezim Israel untuk menyerang Libanon atas nama pertempuran Hizbullah, dan siap menghabiskan miliaran dolar untuk mencapai tujuan tersebut.
Awal bulan ini, Perdana Menteri Libanon Saad Hariri mengumumkan pengunduran dirinya dalam sebuah program televisi yang disiarkan dari Arab Saudi, di mana ia dilaporkan ditangkap.
Rouhani mengatakan bahwa memaksa perdana menteri Lebanon dan bahkan menamai penggantinya adalah "campur tangan terbuka" dalam urusan internal sebuah negara merdeka.
"Apa posisi Anda dan dengan mengandalkan otoritas apa Anda mengambil tindakan semacam itu? Menurut Anda berapa uang Anda dapat melayani tujuan (Anda)?" Ia bertanya dengan tegas.
Presiden juga menunjuk pada kampanye militer Arab Saudi yang brutal melawan Yaman, dengan bertanya, "Mengapa sebuah negara, yang menganggap dirinya melayani dua tempat suci (di Mekah dan Madinah), telah datang untuk menekan orang-orang Yaman yang tidak berdosa dan Muslim di negara tersebut sebuah jalan? "
Arab Saudi dan sekutu-sekutunya melancarkan kampanye militer melawan Yaman pada tahun 2015 untuk mengembalikan bekas pemerintahan pro-Riyadh di sana.
Lebih dari 12.000 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, telah terbunuh sejak permulaan agresi yang dipimpin Saudi terhadap Yaman.
"Perserikatan Bangsa Bangsa telah mengadopsi keheningan dalam menghadapi kejahatan ini, dan menolak untuk mengambil posisi yang menentukan dan mengikat, dan kekuatan Eropa juga mendukung kejahatan semacam itu," kata Presiden.
Riyadh tidak pernah menyatakan penyesalan atas invasi tersebut dan melanjutkan kekejamannya di Yaman, Rouhani menambahkan.
KEYWORD :Lebanon Arab Saudi Saad Hariri