Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto
Jakarta - Jelang Pilpres 2019, selain Jokowi dan Prabowo, kembali bermunculan nama-nama tokoh yang digadang-gadang bakal maju sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden.
Diantaranya adalah, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Sri Mulyani, Puan Maharani, Tito Karnavian, Muhainim Iskandar, Agus Harimurti Yudhono, Anies Baswedan, Airlangga Hartato dan Harry Tanoesudibjo.
Bahkan ada yang menyebut juga nama Ketua DPD RI, Oesman Sapta dan ketua MPR RI Zulkifli Hasan. Guna menakar siapa kandidat paling kuat yang bakal dipilih masyarakat, Pusat Kajian Survei Opinik Publik (PKSOP) melakukan survei terhadap beberapa nama tokoh tersebut.
Maka terkait tokoh yang dipilih masyarakat, jika Pilpres diadakan hari ini dari sejumlah tokoh yang diuji dalam survei, maka jawaban responden akan memilih tokoh sebagai Presiden 2019-2024, nama Jokowi memperoleh 27,8 persen, kemudian Prabowo Subianto dipilih sebanyak 30,4 persen, Sri Mulyani 6,1 persen, Gatot Nurmantyo 5,1 persen, Anies Baswedan 4,5 persen, Puan Maharani 4,3 persen, Tito Karnavian 3,3 persen,
Muhaimin Iskandar 3,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 1,1 persen, Airlangga Hartato 1,9 persen, dan Harry Tanoesudibjo 1,8 persen.
"Sementara masyarakat yang mengaku tidak akan memilh sebanyak 10,5 persen," ujar Ketua PKSOP, Ziyad Falahi, Senin (20/11) melalui siaran persnya.
Selain capres, pihaknya juga menanyakan sejumlah isu terkait kondisi ekonomi berdasarkan pendapatan responden, dimana sebanyak 49,7 persen berpendapatan dibawah 4 juta rupiah, dan 39,9 berpendapatan diatas 4 juta rupiah ssampai 6 juta serta berpendapatan diatas 6 juta sebanyak 10,4 persen.
Dari hasil temuan survei, responden juga mengaku keadaan Ekonomi Keluarga Masyarakat selama pemerintahan Jokowi-JK, sebanyak 69,8 persen mengatakan kondisi ekonomi mereka sangat menurun bahkan ada yang mengaku sampai berhutang.
"Sementara 26,6 persen menyatakan ekonomi keluarga mereka tidak berhutang, namun hampir tidak ada sisa pendapatan yang bisa disisihkan untuk keperluan yang lain, seperti leisure dan tabungan. Dan hanya 3,6 persen masyarakat yang menyatakan ekonomi keluarga mereka meningkat selama 3 tahun," ujarnya.
Kemudian terkait proyek infrastruktur yang dibangun oleh pemerintahan Joko Widodo, ketika Responden dimintakan pendapatnya maka hasil temuan survei sebanyak 89,7 persen mengatakan bahwa infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah Jokowi-JK gagal meningkatkan pendapatan masyarakat ditunjukkan dengan pembangunan jalan tol yang berbayar, pembangkit listrik bertambah tapi tarif dasar listrik justru tambah mahal.
"Dalam temuan survei terkait ketersediaan lapangan kerja era pemerintahan Joko Widodo, sebanyak 78,9 persen responden mengaku sangat sulit mendapatkan kerja, dengan alasan minimnya lapangan pekerjaan serta usaha untuk mencari nafkah," tukasnya.
Sedangkan dari 38,9 Responden yang berwiraswasta mengatakan bahwa usaha mereka juga semakin menurun. Kemudian soal harga-harga sembako, hampir 81,9 persen responden mengatakan, di bawah kepemimpinan Joko Widodo, sembako sangat mahal.
Sekitar 60 persen diantaranya menyatakan penghasilan habis bahkan tidak cukup untuk membeli sembako. Disisa 2 tahun kepemimpinan Jokowi, masyarakat berharap, pemerintah mampu memberikan perubahan. Karena menurut mereka, dua tahun yang akan datang, keadaan ekonomi keluarga mereka akan semakin sulit.
"Sedangkan sebanyak 28,4 persen menyatakan masih berharap menuju perubahan ekonomi yang lebih baik dalam sisa pemerintahan Joko Widodo-JK. Sementara sebanyak 4,2 persen sangat optimis akan berubah lebih baik disisa pemerintahan Joko Widodo-JK," tandasnya.
Menariknya, ketika responden ditanya soal ketertarikannya mengikuti pesta demokrasi pemilu 2019, jawabannya 20,9 persen responden mengaku tidak tertarik untuk memberikan suaranya saat pencoblosan Pemilu 2019 nanti dan 28,7 persen masih belum menentukan pilihan.
"Sisanya, sebanyak 50,4 akan memberikan suaranya pada Pemilu 2019 nanti," paparnya.
Ketika ditanyakan Partai mana yang akan dipilih jika Pemilu 2019 digelar hari ini maka jawaban responden mengaku bakal memilih Gerindra 18,9 persen,m kemudian PDIP 15,6 persen. Partai Demokrat 7,3 persen, Golkar 6,1 persen,
PKB 5,2 persen, Perindro 4.6 persen, PAN 4,2 persen, PKS 3,6 persen, PPP 3.3 persen, Nasdem 3,1persen, Hanura 1,6 persen dan tidak akan memilih 26,5 persen.
Dalam survei tersebut, PKSOP mengunakan jumlah sample sebanyak 1.421 responden yang sudah menikah dan berumur diatas 17 tahun yang tersebar di 33 Kota Provinsi.
Penarikan sample mengunakan Metode multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan survei 95 % Dan Margin of Error -/+ 2,6 persen. Survei tersebut diadakan mulai 28 Oktober sampai dengan 9 November 2017.
KEYWORD :
Pilpres 2019 PKB Muhaimin Iskandar Presiden Jokowi