Ketum Golkar, Setya Novanto
Jakarta - Partai Golkar didorong untuk menggelar musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) untuk mengganti posisi Setya Novanto dari kursi Ketua Umum (Ketum).
Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai mengatakan, sejumlah tokoh Partai Golkar yang menjadi pesaing Novanto pada Munaslub Golkar, di Nusa Dua, Bali, pada 17 Mei yang lalu berpotensi untuk memimpin partai berlambang pohon beringin itu.
"Kalau kita bicara Ketum itu, ada Air Langga, ada Akom (Ade Komaruddin), Aziz Syamsuddin, Mahyudin, Priyo Budi Santoso. Peluang ini akan terbuka bagi mereka yang ikut maju pada Munaslub yang lalu," kata Yorrys, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/11).
Kata Yorrys, sejumlah nama yang maju sebagai calon Ketum Golkar pada Munaslub di Bali telah menyampaikan visi misinya untuk memajukan Partai Golkar. "Mereka sudah menyampaikan visi misi, peluang ini sangat terbuka bagi mereka," terangnya.
Kata Yorrys, Munaslub Partai Golkar harus segera dilakukan. Hal itu mengingat, Golkar akan menghadapi konstestasi Pilkada serentak 2018.
"Kalau bicara Munaslub, harus dilakukan sebelum 2018. Karena 2018 ini akan menyelenggarakan Pilkada 2018," tegasnya.
Diketahui, Novanto Berhasil memeroleh suara terbanyak di putaran pertama pemilihan Ketua Umum Partai Golkar. Novanto berhasil mengungguli tujuh bakal calon Ketum lain saat Munaslub, di Nusa Dua Bali.
Secara berurutan, di urutan teratas adalah Setya Novanto dengan 277 suara. Di urutan kedua, Ade Komaruddin dengan angka 173 suara. Selanjutnya, urutan ke tiga dan seterusnya, adalah Aziz Syamsuddin dengan 48 suara, Syahrul Yasin Limpo dengan 27 suara, Airlangga Hartarto dengan 14 suara, Mahyudin dengan 2 suara, Priyo Budi Santoso dan di urutan terakhir Indra Bambang Utoyo dengan 1 suara.
KEYWORD :Setya Novanto Tersangka Korupsi e-KTP Golkar