Politisi Druze Lebanon, Walid Jumblatt (Reuters / Philippe Wojazer )
Beirut - Politisi Druze Lebanon, Walid Jumblatt mengkritik cara Arab Saudi memperlakukan Perdana Menteri Saad al-Hariri. Ia juga mengecam pemerintah Iran, yang mengatakan senjata kelompok militan Lebanon yang didukung Iran tidak dapat dinegoisasikan.
Pejabat Libanon menyebut Arab Saudi menahan Hariri di bawah tahanan rumah yang efektif di Riyadh dan memaksanya mengumumkan pengunduran dirinya pada 4 November. Meski begitu, Arab Saudi menolak menahan Hariri melawan keinginannya atau memaksanya untuk mengundurkan diri.
Pada Rabu (22/11) Hariri menunda pengunduran dirinya setelah kembali ke Beirut minggu ini. Ia dikabarkan diinterogasi oleh pemerintah Prancis selama kunjungannya ke negara tersebut.
Pengunduran dirinya mendorong Lebanon ke garis depan pergumulan regional antara monarki Sunni di Arab Saudi dan Iran Syiah Iran.
"Warga Lebanon tidak menyetujui cara yang tidak bisa kalangan Saudi terhadap Saad. Kami juga menolak diktat Iran dari Mohammad Ali Jafari, komandan Garda Revolusi," tulis Jumblatt.
Komentar itu mengacu pada komentar Jafari bahwa melucuti senjata kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran telah keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015.
"Orang Lebanon memiliki cukup pengalaman dan pengetahuan menangani urusan mereka melalui dialog. Kami tidak ingin diintervensi dari seberang perbatasan yang bertentangan dengan kepentingan mereka," kata Jumblatt, dilansir Reuters, Jumat (24/11)
Pada Kamsi (23/11) Perdana Menteri Saad al-Hariri mengatakan krisis politik di Lebanon bulan ini merupakan alarm bagi warga Beirut agar lebih memprioritaskan kepentingan negara mereka di depan isu-isu regional. Demikian ditegaskan mengacu pada krisis yang ditimbulkannya usai memutuskan mengundurkan diri awal bulan ini dari Arab Saudi.
KEYWORD :Lebanon Arab Saudi Saad Hariri Iran