| Jum'at, 24/11/2017 18:38 WIB
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (kiri) bersama istri Rina Emilda (kanan) dan anak bungsunya saat ditemui di Singapura,
Jakarta - Kapolda Metro Jaya, Irjen Idham Aziz berkoordinasi dengan pimpinan KPK terkait kasus teror penyiraman air keras ke penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
"Tadi perkembangan sudah disampaikan, banyak masukan, yang perlu kita apresiasi ada kemajuan yang cukup signifikan," ucap Ketua
KPK, Agus Rahardjo di kantornya, Jakarta, Kamis (24/11/2017).
Sementara itu, Idham menyatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat resmi kepada pimpinan
KPK untuk meminta penyidiknya bergabung dalam penyelidikan kasus tersebut.
"Kami sampaikan surat resmi kepada pimpinan
KPK dari Polda Metro meminta agar teman-teman penyidik dari
KPK bisa bekerja sama dengan penyidik kami," ujar Idham.
Bantuan dari penyidik
KPK, kata Idham, nantinya bisa dalam hal memberikan masukan. Selain itu bisa ikut bekerja sama dalam satu tempat yang berkantor di Direktorat Tindak Pidana Umum Polda Metro Jaya.
"Maksudnya supaya kegiatan yang kita lakukan dalam penyelidikan dan penyidikan ini, temen-temen
KPK bia lihat langsung, apakah dalam tim yang sama saling beri masukan. Khusus untuk kasus ini merupakan kasus yang sangat serius bagi jajaran Polda Metro Jaya," terang dia.
Lebih lanjut dikatakan Idham, selama proses penyelidikan yang berlangsung sejak tujuh bulan lalu, setidaknya ada 167 penyidik yang diterjunkan, yang terdiri dari Polres Metro Jakarta Utara, Polda Metro Jaya hingga Mabes Polri.
Tak hanya itu, lanjut Idham, pihaknya juga bekerja sama dengan kepolisian Australia (AFP) dan Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (INAFIS) Mabes Polri dalam menelisik kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi kejadian.
"Karena beberapa CCTV di TKP yang kita kumpulkan itu memang membutuhkan kerja sama kita dengan pihak luar negeri," ujar dia.
Pada kesempatan ini Idham juga membeberkan dua foto atau sketsa terduga pelaku penyiraman Dua foto yang dibeberkan Idham tersebut berjenis kelamin laki-laki.
Menurut Idham, pihaknya mendapat informasi seorang terduga pelaku penyerang Novel Baswedan dari seorang saksi berinisial SN. Namun, dia tidak merincikan inisial SN tersebut.
"Mungkin saya ingin memberikan gambaran rekan-rekan, yang pertama itu kita ketahui dari saksi S. Dan kedua, kita dapat info dari SN," ucap Idham.
Dalam sketsa yang dipaparkan Idham Aziz kepada awak media di gedung
KPK berciri-ciri, pria berambut cepak, dan berkulit gelap. Sementara satu terduga lainnya, berambung panjang dan berkulit putih.
Menurut Idham hasil foto atau sketsa yang diambil dari sejumlah saksi tersebut dipastikan 90 persen mengarah ke penyerang
Novel Baswedan. Namun demikian, kedua terduga pelaku tersebut saat ini belum berhasil ditemukan dan masih diburu oleh pihak kepolisian.
Idham mengklaim jika tim khusus telah melakukan pemetaan terhadap dua orang yang diduga sebagai pelaku. Identitas, pekerjaan sampai kepada keluarga pelaku tengah diusut tim penyidik.
"Kita lakukan dua langkah yakni induktif dan deduktif menyangkut motif, diri dia, keluarga dia, latar belakang pekerjaan dia kita sudah mapping," ujar Idham.
Terpisah, Juru Bicara
KPK, Febri Diansyah memastikan bahwa saksi SN yang memberikan informasi kepada penyidik Polri bukan Setya Novanto, tersangka korupsi proyek pengadaan e-KTP.
"Bukan (Setya Novanto). Dari informasi yang saya terima itu orang yang berbeda," singkat Febri di lokasi yang sama.
KEYWORD :
Novel Baswedan KPK