Selasa, 31/12/2024 00:28 WIB

Mbah Maimoen Ungkap Kesamaan Indonesia dan Etika Politik Rasul

Mbah Moen menceritakan gaya pollitik Rasulullah SAW tercermin dalam perjanjian Hudaibiyah, dan perjanjiannya dengan pemuka-pemuka negara Nasrani.

Mustasyar PBNU Kyai Maimoen Zubair (foto: Humas PBNU)

Mataram – Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maimoen Zubair menjelaskan keserupaan Indonesia dengan model negara yang dibentuk oleh Rasulullah. Seperti Indonesia, negara yang dibangun oleh Rasulullah di Madinah sangat menekankan pentingnya persatuan di atas perbedaan.

Rasulullah menghargai seluruh perbedaan pandangan. Bahkan Rasul juga menghargai kesepakatan yang dibuat dengan kaum musyrikin di Mekkah, sama seperti yang terjadi di Indonesia.

“Indonesia ini memang bukan negara Islam. Tetapi Indonesia dijiwai oleh sila pertama, berkethuhanan yang maha esa. Sila inilah yang kemudian memancarkan kebaikan-kebaikan yang tertuang dalam sila-sila berikutnya, terkait kesejahteraan, persatuan, peradaban, dan keadilan sosial,” jelas Mbah Maimoen dalam forum Bahtsul Masail al-Waqi’iyyah Musyawarah Nasional Nahdlatul Ulama (Munas NU), di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (24/11).

Mbah Moen menceritakan gaya pollitik Rasulullah SAW tercermin dalam perjanjian Hudaibiyah, dan perjanjiannya dengan pemuka-pemuka negara Nasrani. Rasul, kata Mbah Moen, tidak segan-segan berinteraksi secara personal dengan sahabat-sahabat dari Persia.

“Rasulullah memberikan tempat yang istimewa bagi Salman asal Persia, karena pengalaman-pengalaman di negeri asalnya yang memiliki peradaban yang lebih tua,” ujarnya.

KEYWORD :

Munas NU Konbes Sidang Bahtsul Masail




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :