Pemimpin Hamas, Ismail Haniya
Tel Aviv - Kelompok Hamas memuji respon Presiden Turki Recep Tayip Erdogan terkait pemintahan kedutaan besar (kedubes) Amerika Serikat, dari Tel Aviv ke Yerusalem. Paling tidak, menurut juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri, ini merupakan bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina.
"Posisi unik Turki dalam hal ini merupakan cerminan sikap kepemimpinan dan menunjukkan dukungan mereka terhadap rakyat Palestina," kata Abu Zuhri kepada Anadolu Agency, Rabu (6/12).
Pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem, menurut Abu Zuhri sudah keterlaluan, dan berpotensi menyasar situs suci umat Islam di Palestina.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menginformasikan kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahwa dia berencana memindahkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Namun usul tersebut mendapatkan penolakan keras dari Presiden Erdogan, dengan alasan itu hanyalah tipu daya AS untuk menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Tuan Trump, Yerusalem adalah garis merah untuk umat Muslim. Kami mohon Anda tidak melakukan hal seperti ini," kata Erdogan, Selasa (5/12) kemarin.
Erdogan dalam pernyataannya juga mengancam bila AS benar-benar memindahkan kedubesnya ke Yerusalem, maka Turki akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
Timur Tengah Israel Palestina