Presiden Amerika, Donald Trump (Foto: AFP / Saul Loeb)
Yerusalem - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam keputusan Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Ia mengatakan pimpinan Palestina menolak untuk mengakui tindakan kontroversial Presiden Donald Trump.
Pada Rabu (6/12) Abbas mengatakan Amerika Serikat tidak dapat lagi menjadi mediator dalam perundingan damai Israel-Palestina. Ia menyebut Yerusalem akan tetap menjadi ibukota abadi bagi Negara Palestina.
Komentarnya merupakan tanggapan atas pengumuman Trump yang sebelumnya mengatakan bahwa AS secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan akan memulai proses pemindahan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Ini adalah hadiah untuk Israel," kata Abbas dalam sebuah pidatonya di televisi, menambahkan bahwa langkah Trump mendorong pendudukan Israel yang terus berlanjut di wilayah Palestina.
Israel menduduki Yerusalem Timur pada akhir Perang 1967 dengan Suriah, Mesir dan Yordania; bagian barat kota suci telah diduduki dalam perang Arab-Israel 1948.
Pendudukan Israel di Yerusalem Timur secara efektif menempatkan seluruh kota di bawah kendali Israel secara de facto. Yurisdiksi Israel dan kepemilikan Yerusalem, meski tidak diakui oleh masyarakat internasional. Warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara mereka di masa depan.
"Keputusan Presiden Trump tidak akan mengubah realitas kota Yerusalem dan tidak akan memberikan legitimasi kepada Israel mengenai masalah ini," kata Abbas.
Demokrat Waspadai Kehadiran Kelompok pro-Palestina yang Tuntut Embargo Senjata dalam Konvensi
"Kami akan mencapai kemerdekaan nasional," katanya dilansir Al Jazeera, Kamis (7/12)
KEYWORD :Yerusalem Amerika Serikat Israel Mahmoud Abbas