Sabtu, 23/11/2024 20:58 WIB

Soal Yerusalem, Hizbullah Sebut Penghinaan Bagi Umat Islam

Sekretaris Jenderal gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah menyebut pengakuan Yerusalem (al-Quds) sebagai ibukota Israel merupakan penghinaan.

Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyid Hassan Nasrallah terlihat di layar video saat berbicara dengan pendukungnya di Beirut, Lebanon pada 10 November 2017 (Reuters / Aziz Taher)

Tehran - Sekretaris Jenderal gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah menyebut pengakuan Yerusalem (al-Quds) sebagai ibukota Israel merupakan penghinaan terhadap semua umat Islam dan pelanggaran hukum internasional.

Nasrallah mengatakan keputusan Trump adalah penghinaan besar terhadap jutaan Muslim dan Kristen yang merasa tersinggung dengan pemindahan Yerusalem (al-Quds) untuk mengendalikan Israel meskipun ada sentimen Muslim dan Kristen dan bertentangan dengan semua resolusi internasional.

Ia menambahkan bahwa media dan analis Zionis percaya bahwa karena negara-negara Islam terganggu dengan masalah mereka sendiri, mereka tidak memiliki waktu untuk bereaksi terhadap keputusan Trump dan inilah mengapa mereka mengabaikan keseluruhan masyarakat internasional dan mengambil langkah menghina semacam itu.

Dengan mengakui Yerusalem (al-Quds) sebagai ibukota Israel, kata pemimpin Hizbullah tersebut, inti dari masalah Palestina, yang merupakan kota al-Quds, dihapus dari semua kemungkinan dialog, karena isu al-Quds akan keluar dari domain negosiasi apapun.

Ketika Amerika Serikat berani melanggar kota yang paling suci bagi umat Islam, tidak ada keraguan bahwa tempat-tempat lain, yang kurang dipuja seperti bagian Tepi Barat lainnya, bagian selatan Lebanon dan Dataran Tinggi Golan akan terbuka untuk tindakan serupa jika umat Islam tetap diam dalam menghadapi keputusan Trump.

Ia menekankan bahwa keheningan Muslim akan membuat mereka rentan dan membuka jalan bagi perambahan musuh di tempat lain yang penting bagi mereka. Nasrallah mengatakan pernyataan presiden Amerika Serikat, Israel pasti akan mencoba untuk memperluas wilayah kekuasaannya atas Qud yang lebih besar dan mengambil alih lebih banyak lahan di Tepi Barat yang diduduki.

Nasrallah juga menyatakan bahwa negara-negara Arab harus meningkatkan tekanan terhadap Israel sehingga rezim Tel Aviv tidak berani menerapkan keputusan ini dalam praktik dan melanggar hak milik dan rumah warga Palestina di wilayah pendudukan.

Pemimpin Hizbullah mengatakan semua jenis kontak terbuka dan tertutup dengan Israel yang bertujuan untuk normalisasi hubungan dengan Tel Aviv harus dipangkas oleh semua negara Arab dan semua hubungan diplomatik dengan Israel harus diputuskan diikuti dengan mengusir duta besar rezim Zionis dari semua ibu kota Arab.

KEYWORD :

Yerusalem Amerika Serikat Hizbullah Lebanon




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :