Sabtu, 23/11/2024 11:37 WIB

Mengerikan! 730 Balita Rohingya Tewas di Myanmar

Organisasi kemanusiaan global mengatakan sedikitnya 9.000 Rohingya dibunuh di Rakhine, Myanmar, Sejak 25 Agustus hingga 24 September

Pengunsi Rohingya meninggalkan kampung halamannya ke Bangladesh (Foto: Al jazeera)

Ankara -  Organisasi kemanusiaan global mengatakan sedikitnya 9.000 Rohingya dibunuh di Rakhine, Myanmar, Sejak 25 Agustus hingga 24 September.

Menurut laporan tersebut, 71,7 persen atau 6.700 jiwa tewas karena aksi kekerasan. Sekitara 730 di antaranya adalah anak-anak berusia di bawah lima tahun.

Disebutkan pula lebih dari 647.000 Rohingya mengungsi dari Myanmar ke Bangladesh sejak 25 Agustus. Mereka melarikan diri dari operasi militer yang menewaskan pria, wanita, dan anak-anak, menjarah rumah, dan membakar desa-desa mereka.

"Kami telah menemui dan berbicara dengan para penyintas yang saat ini mengungsi di kamp-kamp yang penuh sesak dan kotor di Bangladesh. Apa yang kami temukan di sana sangat mengejutkan," jelas Dokter Lintas Batas (MSF) yang melakkukan survei di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh

Direktur MSF Dr. Sidney Wong mengatakan, jumlah angka kematian terbesar ditemukan bersamaan dengan "operasi pembersihan" oleh pasukan keamanan Myanmar.

"Kasus penembakan menjadi penyebab kematian terbesar, yakni 69 persen, diikuti dengan pembakaran hidup-hidup sebanyak 9 persen, dan pemukulan sampai mati, yaitu 5 persen," jelas Wong.

"Lebih dari 59 persen balita tewas ditembak, 15 persen dibakar, 7 persen dipukuli, dan 2 persen tewas karena ledakan ranjau," tambahnya

Menurut Wong, proses penandatangan kesepakatan pemulangan pengungsi antara pemerintah Myanmar dan Bangladesh masih prematur. Ia menegaskan bahwa orang-orang Rohingya seharusnya tidak dipaksa untuk pulang dan keamanan dan hak-hak mereka harus dijamin.

PBB menyebut Rohingya sebagai kaum paling teraniaya di dunia, yang telah menderita sejumlah kekerasan sejak meletusnya kekerasan komunal pada 2012. (Anadolu Agency)

KEYWORD :

Myanmar Bangladesh Rohignya PBB




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :