Presiden Amerika Serikat, Donald Trump : (Foto: CGTN)
Ankara – Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag mengkritik ancaman Donald Trump untuk memotong dana bantuan bagi negara menyetujui resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Melalui akun Twitter miliknya, ia mengulang pernyataan Trump, yang mengataka akan mengurangi bantuan Amerika Serikat setelah negara-negara anggota DK PBB ramai-ramai menentang keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Mereka mengambil ratusan juta dolar dan bahkan miliaran dolar, kemudian mereka memberikan suara menentang kita. Kami akan mengawasinya. Biarkan mereka memberikan suara melawan kita. Kita akan menghemat. Kami tidak peduli," kata Trump di Gedung Putih dilansir Reuters, Kamis (21/12)
Ciro Immobille Resmi Pindah ke Besiktas
"Ancaman Donald Trump terhadap negara-negara yang menentang keputusan Amerika Serikat terkait Yerusalem tidak bisa diterima. Gedung Putih harus sadar mereka tidak bisa mengatur-ngatur, mengancam, dan menekan negara-negara lain," tulis Bozdag di laman Twitternya menanggapi ancaman Trump.
"Negara-negara yang berdaulat itu tidak akan tunduk pada tekanan Amerika Serikat," sambung Bozdag, dilansir dari Anadolu, Kamis (21/12).
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
"Turki akan tegas dengan pendirian dan prinsipnya, dan akan terus melindungi perjuangan Yerusalem dan status Yerusalem di pemungutan suara besok. Turki tidak akan mengubah keputusannya meski diancam," jelasnya
Dua pekan setelah Washington mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan mulai proses memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke sana, Amerika Serikat memveto putusan DK PBB yang melarang didirikannya fasilitas diplomatik di Yerusalem, yang statusnya masih diperebutkan.
14 negara anggota Dewan Keamanan menyatakan setuju dengan resolusi yang diajukan Mesir itu, dengan satu-satunya suara penolakan datang dari Amerika Serikat.
Semua negara anggota Majelis Umum PBB, yaitu 193 negara, akan mengadakan pertemuan luar biasa mengenai keputusan Trump itu. Di majelis, Amerika Serikat tidak memiliki hak veto khusus.
Yerusalem tetap menjadi pusat konflik Israel-Palestina, dengan Palestina yang mengharapkan Yerusalem Timur yang saat ini masih diduduki Israel untuk menjadi ibu kota negaranya kelak.
Selama masa kampaye tahun lalu, Trump berulang kali menjanjikan relokasi kedutaan besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem.
KEYWORD :
Turki Amerika Serikat DK PBB Yerusalem