Navalny (Foto: UPI.com)
Jakarta - Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny mengatakan, dirinya akan mengajukan banding atas keputusan Komisi Pemilu Pusat Rusia (CEC) yang menolak pendatarannya sebagai calon presiden karena dugaaan penggelapan uang.
Navalny menghadiri sebuah prosedur pada hari Minggu untuk menyerahkan dokumen pendaftaran sebagai kandidat presiden Rusia di markas Komisi Pemilu Pusat Rusia di Moskow.
Namun keesokan harinya CEC mengatakan bahwa pihaknya menolak permohonan tersebut. Petisi Navalny ditolak oleh 12 anggota CEC satu hari setelah diserahkan.
"Pertama, seorang warga yang telah dijatuhi hukuman penjara karena melakukan kejahatan berat dan yang memiliki keyakinan yang luar biasa atas kejahatan tersebut, tidak berhak terpilih menjadi presiden federasi Rusia," anggota CEC Boris Ebzeev mengatakan dalam sebuah laporan CNN.
Orang-orang Rusia tidak diizinkan untuk mencalonkan diri selama 10 tahun setelah dihukum karena melakukan kejahatan serius.
Namun Navalny menentang keputusan tersebut dan akan melakukan banding hingga bisa diloloskan sebagai calon presiden.
"Kami tentu saja akan menantang keputusan ini dimana-mana. Dengan Mahkamah Konstitusi dan dimanapun memungkinkan," kata Navalny.
Rusia Klaim Gagalkan Serangan Pesawat Nirawak Ukraina di Atas Wilayah Moskow, Tidak Ada Kerusakan
Setelah dihukum pada Februari karena perannya dalam penggelapan oleh pengadilan di Kirov, Novalny mengatakan berencana untuk mencalonkan diri dan memenuhi syarat karena hanya narapidana yang dilarang.
Navalny diberi hukuman lima tahun penjara dengan masa percobaan 1 tahun dan 5 bulan sebagai bagian dari kasus penggelapan dari perusahaan kayu Kirovles pada tahun 2013 lalu.
Navalny dan saudaranya Oleg juga dihukum karena kecurangan dan pencucian uang Yves Rocher Vostok perusahaan, merek kosmetik dan kecantikan di seluruh dunia, pada 2014. Alexei Navalny menerima hukuman percobaan selama 3 tahun 6 bulan dalam kasus ini.
"Kejahatan yang diajukan Navalny dengan kasus penggelapan disebut pelanggaran berat, sehingga mencabut hak individu untuk ambil bagian dalam pemilihan selama 10 tahun sejak hukuman dikeluarkan atau dibatalkan," kata Ebzeyev.
Pada hari Minggu di dekat Moskow , ribuan orang berkumpul untuk mendukung Navalny. Sebanyak 742 pendukung membawa kartu suara merah kecil di dalam tenda kampanye untuk secara resmi menunjuk Navalny menjadi presiden
Navalny ingin melawan Presiden Vladimir Putin, yang mengumumkan niatnya untuk melakukan pemilihan ulang - tawaran presiden keempat - sebagai kandidat independen pada konferensi pers tahunannya awal bulan ini.
Ketika ditanya mengapa Rusia tidak memiliki pemimpin oposisi yang efektif, Putin mengatakan sebagian besar tokoh oposisi saat ini lebih fokus pada "membuat kebisingan" dan bukan cara untuk memberi manfaat bagi negara tersebut.
Setelah keputusan CEC, Navalny menyerukan pemboikotan pemilihan Maret 2018.
"Kami mengumumkan pemogokan pemilih," kata Navalny.
"Prosedur, dimana kami diundang untuk berpartisipasi bukanlah sebuah pemilihan, hanya melibatkan Putin dan kandidat yang dia pilih sendiri, yang tidak menimbulkan ancaman sekecil apapun kepadanya," ujar dia.
Rusia Navalny Gerakan Oposisi