Presiden Amerika, Donald Trump (Foto: AFP / Saul Loeb)
Washington - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan motif di balik keinginan Korea Utara (Korut) berdialog dengan Korea Selatan (Korsel). Ia mengatakan, sanksi yang mulai menggerogoti Pyongyang atas nuklir dan misilnya salah satu penyebabnya.
"Sanksi dan lainnya mulai berdampak besar pada Korut. Prajurit berbahaya (Kim Jong un) melarikan diri ke Korsel," tulis Trump di akun Twitter miliknya, Rabu (3/1).
"Manusia Roket (Ledakan Trump kepada Kim Jong) ingin berbicara dengan Korsel untuk pertama kalinya. Mungkin itu kabar baik, mungkin juga tidak. kita lihat nanti!," sambungnya.
Sebelumnya, dalam Pidato Tahun Barunya, Kim Jong un mengatakan, Pyongyang secara terbuka ingin berdialog dengan Seoul. Pada saat yang sama, ia menekankan bahwa negaranya tak akan menanggalkan program rudal dan nuklirnya.
Pada Selasa (2/1), Presiden Korsel Moon Jae-in menyambut niat baik Kim Jong untuk berdialog Selasa pekan depan. Namun satu sisi, ia menekankan bahwa mempererat hubungan antar-Korea tidak dapat dilakukan secara terpisah dengan menyelesaikan program nuklir Korea Utara.
Presiden Korsel Upayakan Dialog dan Jalan Penyatuan dengan Pyongyang yang Dianggap Terisolasi
Sementara, Gedung Putih belum memberikan tanggapan rinci terhadap pidato Kim Jong un itu, yang disebut-sebut sebagai upaya melemahkan aliansi AS-Korsel dan kampanye yang dipimpin Paman Sam untuk menekan Pyongyang melalui sanksi.
Untuk diketahui, jika perundingan ini terealisasi, maka ini dialog pertama kedua negara tersebut sejak pertemuan wakil menteri pada bulan Desember 2015 silam
KEYWORD :
Amerika Serikat Korea Utara Korea Selatan