Minggu, 24/11/2024 01:23 WIB

Nasib Takdir: Difabel yang Dianiaya, Diancam, dan Diintimidasi

Kasus ini bermula saat dirinya dianiaya pada Sabtu (23/12) malam di Alun-alun Air Mancur Lapangan Merdeka, Kabupaten Bone.

Ilustrasi difabel

Makassar - Korban penganiayaan yang menimpa seorang difabel daksa Andi Takdir oleh sejumlah oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan mengaku mendapatkan intimidasi.

"Saya lagi dilobi beberapa orang pejabat Kabupaten Bone untuk meminta perdamaian, saya disuruh mencabut laporan. Tapi saya tetap bertahan, menolak tawaran mereka," ujar Andi Takdir, saat dikonfirmasi, Kamis.

Bahkan kata Andi Takdir yang juga Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Bone ini, dirinya tetap tegar dan kukuh untuk tetap memproses laporan tindak penganiayaan. "Saya juga mau dipertemukan sama pak Bupati. Tapi saya tidak mau karena pasti jawaban saya akan menolak tawaran ke saya," ujarnya pula.

Kasus ini bermula saat dirinya dianiaya pada Sabtu (23/12) malam di Alun-alun Air Mancur Lapangan Merdeka, Kabupaten Bone. Dia ditendangi, dicekik,  dipukul kepala, di telinga kanan, di kepala bagian telinga kiri dan lainnya.

Insiden penganiayaan itu langsung dilaporkan ke Kepolisian Resort Bone pada 24 Desember 2017. Setelah aduan itu, ancaman teror  dan intimidasi itu, kata Takdir,  makin menjadi-jadi setelah polisi menetapkan lima tersangka dari oknum yang melakukan kekerasan itu. Penetapan tersangka oleh polisi ini dikeluarkan pada 28 Desember lalu.

Takdir menceritakan, seperti yang dialaminya pada Senin, 1 Januari 2018 malam lalu. Takdir menuturkan dua orang preman mendatangi rumahnya untuk meminta mencabut laporan itu dan mengancam keselamatan jiwanya.

"Ada dua preman datang ke rumah untuk membujuk saya dan bernada tinggi sampe mengatakan bahwa, `kau tidak akan tenang tinggal di kampung ini kalo persoalan ini tidak selesai sampai di sini," kata Takdir menirukan ucapan preman itu.

Tak hanya malam itu, sejumlah orang mendatangi lagi dan Takdir saat itu malah merekam video dan menyiarkannya secara langsung di media sosial facebook, melalui akun pribadinya. Namun, Takdir menghapus rekaman itu karena orang itu menyebut sejumlah nama pejabat di Bone.

"Ada lagi, saya sempat siaran langsung, tapi saya hapus karena orang itu menyebut nama-nama penjabat Bone, saya hapus siaran langsung itu karena menyebut nama-nama pejabat-pejabat Bone, makanya saya tidak sebarluaskan ancaman tadi," ujar Takdir. (Antara)

KEYWORD :

Difabel Daksa Satpol PP Sulawesi Selatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :