Bendera Israel berkibar di depan Kubah masjid Shakhrah dan kota Yerusalem (AFP/Thomas Coex)
Yerusalem - Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan Yerusalem tidak untuk dijual. Hal itu disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mengurangi bantuan tahunan sekitar USD300 juta atau Rp4 triliun untuk memaksa mereka ke meja perundingan.
"Yerusalem adalah ibukota abadi negara Palestina dan tidak untuk ditukar dengan emas atau dolar Gedung Putih," kata juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeina mengatakan kepada AFP, mengacu pada pengakuan Trump terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
"Kami tidak menentang untuk kembali ke perundingan, tapi seharusnya berdasarkan undang-undang dan resolusi internasional yang telah mengakui negara Palestina merdeka dengan Yerusalem timur sebagai ibukotanya," kata Abu Rudeina, dilansir dari Al Arabiya, Rabu (3/1).
Pada Selasa (2/1),Trump mengancaman akan memotong pendanaan ke Yerusalem. Ia mengatakan: "Kami membayar orang-orang Palestina ratusan juta dolar setahun sekali. Tapi, mereka sama sekali tidak menghargai dan menghormati kami ."
"Dengan orang-orang Palestina tidak lagi ingin berdialog, mengapa kimi harus melakukan pembayaran masa depan yang besar-besaran ini kepada mereka?"
Belum jelas apakah Trump mengancam memangkas semua anggaran, senilai USD319 juta pada 2016 menurut data pemerintah AS itu ataukah tidak.
Gedung Putih sudah lama memberikan bantuan dan bantuan anggaran kepada Otoritas Palestina dengan sangat dibutuhkan, serta tambahan sekitar UD304 juta untuk program Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Tepi Barat dan Gaza.
Demokrat Waspadai Kehadiran Kelompok pro-Palestina yang Tuntut Embargo Senjata dalam Konvensi
Yerusalem Amerika Serikat Israel