Militer Houthi (Foto: Reuters)
Saada - Pesawat tempur militer pimpinan Saudi di Yaman tergelincir karena mengalami kegagalan teknis. Namun, pemberontak Houthi mengaku menembak jatuh jet tempur Tornado buatan Inggris tersebut.
Pesawat tersebut mendarat di provinsi Saada. Koalisi yang dipimpin Saudi melakukan operasi khusus untuk menyelamatkan dua pilot tersebut, yang keduanya selamat dari kecelakaan tersebut tanpa terluka.
Insiden itu terjadi saat Kongres Rakyat Umum (GPC), partai politik mantan presiden Ali Abdullah Saleh, memilih pemimpin barunya pada Minggu setelah Saleh dibunuh oleh sekutu-sekutunya Houthi pada awal Desember.
GPC memilih mantan wakil perdana menteri Sadiq Amin Aburas yang dipandang sebagai sekutu dekat Saleh. Pemimpin yang berusia 65 tahun tersebut akan memimpin GPC hingga majelis umum berikutnya.
Dua hari sebelum Saleh dibunuh oleh para pemberontak, presiden yang digulingkan tersebut secara terbuka memutuskan hubungan dengan mantan sekutunya dan menyatakan keterbukaannya melakukan pembicaraan dengan koalisi pimpinan-Saudi yang memerangi Houthi sejak 2015.
Sebelum kematiannya, Saleh berkuasa selama tiga dekade di Yaman. Ia bergabung dengan kelompok Houthi untuk mendapatkan kembali kendali atas negara miskin tersebut.
Pemberontak Houthi, yang diyakini didukung oleh Iran, menyerang ibukota Yaman, Sanaa pada bulan September 2014. Mereka menguasai kota dan sebagian besar Yaman utara dan akhirnya memaksa Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang menggantikan Saleh pada tahun 2012, untuk melarikan diri ke Arab Saudi.
Riyadh dan sekutu-sekutunya melakukan intervensi di negara tetangga Yaman pada bulan Maret 2015 dalam upaya mengusi Houthi.
Perang yang masih berkecamuk di Yaman adalah krisis kemanusiaan terburuk di dunia, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setidaknya 10.000 orang terbunuh, kelaparan dan terjangkit penyakit.
KEYWORD :Yaman Arab Saudi Iran Tornado
