Detik-detik kapal bertabrakan
Jakarta - Kapal tanker minyak Iran yang terbakar setelah bertabrakan dengan sebuah kapal barang di lepas pantai timur China berisiko meledak dan tenggelam, hingga bisa menghambat tiga negara yang berjuang menemukan 32 awak yang hilang.
Belum satu pun dari 30 orang Iran dan dua warga Bangladesh yang telah hilang sejak tabrakan Sabtu malam telah ditemukan hingga Senin (08/02).
China, Korea Selatan dan Amerika Serikat mengirim kapal dan pesawat untuk mencari kru Sanchi. Angkatan Laut AS, yang mengirim pesawat P-8A dari Okinawa, Jepang, untuk membantu pencarian tersebut, mengatakan pada hari Minggu malam bahwa belum ada kru yang hilang ditemukan.
Pencarian dan upaya pembersihan telah terhambat oleh kebakaran yang hebat dan gas beracun yang telah benar-benar tersebar di kapal tanker dan perairan sekitarnya.
Pada Minggu kapal tanker terbakar juga menyebabkan asap tebal dan menghalangi penglihatan. Dikatakan bahwa China mengirim empat kapal penyelamat dan tiga kapal pembersih ke lokasi tersebut, sementara Korea Selatan mengirimkan sebuah kapal dan sebuah helikopter.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
Sebelumnya, kapal tanker Sanchi yang terdaftar di Panama sedang berlayar dari Iran ke Korea Selatan membawa 136.000 ton kondensat, minyak mentah ringan, bertabrakan dengan kapal barang CF Crystal yang terdaftar di Hong Kong di Laut Cina Timur, 257km dari pantai Shanghai, China.
Kapal pengangkut barang, yang membawa gandum AS, mengalami kerusakan parah, namun 21 awak kapal, yang berasal dari China berhasil diselamatkan.
Tingkat kerusakan lingkungan dan ukuran tumpahan belum diketahui, namun berdasarkan tonase yang dibawa kapal tanker, ia berpotensi menjadi yang terburuk sejak 1991 ketika 260.000 ton minyak bocor di lepas pantai Angola menyebabkam 13 awak kapal tewas.
Hanwha Total Petrochemical Co di Korea Selatan akan menerima barang tersebut dan sedang mencari cara untuk mengganti barel yang hilang.
KEYWORD :China Tabrakan Kapal Iran