Marlen Sitompul | Selasa, 09/01/2018 09:15 WIB
Ilustrasi Reshuffle Kabinet Presiden Jokowi
Jakarta - Presiden Jokowi dinilai tidak mudah untuk mereshuffle atau mengganti Airlangga Hartarto sebagai menteri perindustrian. Apa alasannya?
Menurut Direktur Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas,
Presiden Jokowi sangat membutuhkan keberadaan Golkar di Kabinet Kerja.
"Saya kira tidak mudah bagi Jokowi untuk mereshuffle Pak Airlangga, karena mereka saling membutuhkan, Pak Jokowi membutuhkan kesetiaan Golkar sepanjang kepemimpinannya," kata Sirojudin, kepada Jurnas.com, Selasa (10/1).
Pun demikian dengan Airlangga, kata Sirojuddin, membutuhkan posisi strategis di pemerintahan. Sebab, dengan demikian bisa melakukan kontak langsung dengan pemerintah dalam hal ini
Presiden Jokowi.
"Untuk memelihara kepentingan Pak Airlangga di internal DPP Golkar, kebiasaan Golkar adalah yang punya kontak langsung dengan pemerintah," terangnya.
Namun, lanjut Sirojudin,
Presiden Jokowi sebaiknya konsisten dengan janji politiknya saat kampanye Pilpres 2014 silam. Dimana, Jokowi berjanji menteri yang duduk di Kabinet Kerja dilarang untuk rangkap jabatan di partai.
Menurutnya, untuk menghindari opini negatif dari publik, maka sebaiknya
Presiden Jokowi menempatkan Airlangga di posisi strategis pemerintah selain menteri.
"Kalau Pak Jokowi ingin hati-hati menghindari opini negatif publik, maka sebaiknya ditarik posisi Pak Airlangga. Menurut saya lebih elegan, pertama Pak Jokowi tetap konsisten dengan sikap politiknya, maka Pak Airlangga bisa memiliki jabatan lain," saran Sirojudin.
KEYWORD :
Presiden Jokowi Airlangga Hartarto Reshuffle Kabinet