Khawlah Noman (tengah) bersama ibu dan adiknya
New York - Polisi menghentikan kasus gadis 11 tahun yang melaporkan bahwa jilbabnya dipotong oleh seorang pria di Toronto, Kanada, saat sedang berangkat ke sekolah pada Jumat pekan lalu.
Melalui konferensi pers yang digelar, Senin (15/1) waktu setempat, polisi menyimpulkan kasus itu tidak pernah terjadi alias berita palsu.
"Kami mgumpulkan banyak bukti, termasuk video kamera keamanan dan wawancara," ujar Direktur Komunikasi Korporat Kepolisian Toronto, Mark Pugash.
"Ini menghasilkan satu-satunya kesimpulan bahwa apa yang diklaim pada Jumat itu tidak pernah terjadi," lanjut Mark dilansir dari ABC News.
Mark menegaskan, setelah kasus ini ditutup, maka pihaknya tidak akan kembali melakukan penyelidikan apapun. "Penyelidikan sudah selesai," jawabnya singkat.
Pada Jumat lalu, seorang gadis yang diketahui bernama Khawlah Noman mengungkapkan bahwa dia ketakutan dan bingung, gegara seorang pria dua kali berusaha memotong jilbabnya saat hendak pergi ke sekolah. Ibu Noman pun berterima kasih atas dukungan masyarakat dan meminta polisi mengusut kasus berbau kejahatan kebencian itu.
Kasus Noman juga menyita perhatian Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Lewat akun Twitternya, Trudeau menjamin Kanada merupakan negara yang ramah dan menjunjung tinggi toleransi.
"Hatiku terbang ke Khawlah Noman menyusul serangan seorang pengecut pagi ini kepadanya di Toronto. Kanada adalah negara yang terbuka dan ramah. Insiden seperti ini tidak dapat ditolerir," tegas Trudeau.
KEYWORD :Kanada Jilbab Hijab Toleransi