Mentri Luar Negeri Rusia Surgei Lavrov (Reuters/Surgei Karpukhin)
Moskow - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tak akan mendukung upaya Washingtonmerubah kesepakatan nuklir Iran. Menurutnya, langkah tersebut dapat mempersulit diplomasi program senjata nuklir Korea Utara.
Komentar Lavrov itu beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia akan menangguhkan sanksi terhadap Iran untuk terakhir kalinya. Dengan syarat, ia memberi Eropa kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dari kesepakatan nuklir 2015.
"Kami tidak akan mendukung apapun dari Amerika Serikat, termasuk, mengubah kata-kata kesepakatanya, atau memasukkan hal-hal yang sama sekali tidak dapat diterima oleh Iran," ujar Lavrov dalam konferensi pers di Moskow.
Lavrov akan terus mendukung kesepakatan nuklir Iran yang ada, juga memperingatkan bahwa keruntuhan kesepakatan tersebut dapat merugikan dialog dengan Korea Utara.
"Jika kesepakatan itu dikesampingkan dan Iran diberi tahu, `Anda telah memenuhi kewajiban Anda atau kami akan menjatuhkan sanksi lagi`, maka Anda harus memperhitungkan Korea Utara," kata Lavrov," kata Lavrov, yang menekankan bahwa masyarakat internasional harus mendekati program nuklir kedua negara dengan cara yang sama.
Serangan ke Kursk Hancurkan Tiga Jembatan, Presiden Ukraina Sebut Pembalasan Rusia hanya Gertakan
"Iran dijanjikan bahwa sanksinya akan dicabut jika mereka menghentikan program nuklir mereka. Mereka akan menyerahkannya, tapi tidak ada yang akan mengangkat sanksi terhadap Pyongyang."
Dalam komentar terpisah pada Senin, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani, mengatakan bahwa ancaman Trump untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir mengipasi "Iranophobia" dan bermaksud mencabut persetujuan ekonomi Teheran dari kesepakatan tersebut.
"Menakutkan masyarakat internasional dengan keputusan orang gila adalah taktik berulang yang terbukti tidak efektif," kata Shamkhani, menurut kantor berita.
KEYWORD :Rusia Amerika Serikat Iran Kesepakan Nuklir