UNRWA adalah badan pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani pengungsi Palestina (Mohamad Torokman / Reuters)
Washington - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat ingkar janji soal dana sebesar USD45 juta atau sekitar Rp600 miliar untuk keperluan pangan dan kebutuhan pokok warga Palestina.
Padahal bulan lalu, pemerintah Amerika Serikat berjanji akan mencairkan dana tersebut sebagai bagian dari Banding Darurat Tepi Barat/Gaza yang dipimpin oleh Badan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA).
Menurut laporan Reuters pada Kamis (18/1), Amerika Serikat berencan menyediakan dana ini untuk UNRWA di awal Januari 2018.
Pengadilan Militer Israel Perpanjang Tahanan Rumah bagi Tentara yang Dituduh Melecehkan Tahanan Palestina
Pada Selasa (16/1) Departemena Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, Washington akan menahan USD65 juta atau sekitar Rp867 miliar untuk UNRWA, jika ia tak melakukan reformasi.
Namun, laporan itu segera dibantah juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert. Ia mengatakan, "Amerika Serikat tidak menahan dana sebesar Rp867 miliar itu untuk menghukum orang-orang Palestina," dilansir dari Reuters, Jumat (19/1).
AS Desak Proposal Gencatan Senjata Diterima, Hamas Khawatirkan Tuntutan Pasukan Israel Tetap di Gaza
Dalam surat 15 Desember kepada Komisaris Komisaris UNRWA Pierre Krähenbühl, Pengawas Keuangan Departemen Luar Negeri Eric Hembree menjanjikan Rp600 juta sebagai bagian dari Banding Darurat Tepi Barat / Gaza.
Namun, Nauert dalam briefing Kementerian Luar Negeri reguler mengatakan, pemerintah Amerika Serikat berulang kali mengatakan kepada UNRWA, dana Rp600 miliar untuk warga Palestina sama sekali bukan jaminan.
"Pada saat ini, kami tidak akan menyediakannya. Namun, bukan berarti bahwa kami tidak akan menyediakannya di masa depan," kata Nauert.
Ia kembali menegaskan, bahwa UNRWA perlu melakukan reformasi. Ia mengatakan bahwa ada lebih banyak pengungsi dalam program ini daripada sebelumnya. Selain itu, ia mengatakan, uang yang masuk dari negara lain, juga perlu ditingkatkan."
"Jadi kami meminta negara lain untuk berbuat lebih banyak," kata Nauert. "Kami tidak percaya, negara kami jadi donor utama bagi setiap organisasi di seluruh dunia."
Amerika Serikat Palestina UNRWA