Pengunsi Rohingya meninggalkan kampung halamannya ke Bangladesh (Foto: Al jazeera)
Palongkhali - Pemerintah Bangladesh menunda pemulangan pengungsi etnis Rohingya ke Myanmar, yang akan dimulai pada Selasa (23/1), karena daftar orang yang akan dikembalikan mendadak tak lengkap.
Keputusan tersebut muncul saat ketegangan di kamp-kamp yang menampung ratusan ribu pengungsi mencuat, beberapa di antaranya menentang dikembalikan ke Myanmar karena kurangnya jaminan keamanan.
Awal bulan ini, pemerintah Myanmar akan menerima pengungsi Rohingya di dua pusat penerimaan dan sebuah kamp sementara di dekat perbatasannya dalam periode dua tahun mulai Selasa. Pihak berwenang mengatakan pemulangan akan bersifat sukarela.
Mahasiswa Bangladesh Berencana Bentuk Partai Baru untuk Cegah Pemerimtahan Otoriter Berulang
Namun Senin (22/1) Abul Kalam sebagai komisaris bantuan dan rehabilitasi pengungsi Bangladesh, mengatakan pemulangan etnis Rohingya harus ditunda. Meski begitu, ia tidak memberikan keterangan kapan pemulangan akan segera dimulai.
"Daftar orang yang akan dikirim kembali belum disiapkan, verifikasi dan pemasangan kamp transit masih belum ada," jelasnya dilansir dari Reuters, Senin (22/1)
Sebelumnya, Myanmar mengatakan siap menyambut Rohingya. "Kami siap menerima mereka begitu mereka kembali. Bagian kita, persiapannya sudah siap," kata Ko Ko Naing, direktur jenderal Kementerian Kesejahteraan Sosial, Relief and Resettlement, kepada Reuters melalui telepon.
Ia menolak berkomentar mengenai apakah Bangladesh telah menginformasikan Myanmar mengenai penundaan tersebut.
Di kamp pengungsi Palongkhali, di dekat sungai Naf perbatasan antara kedua negara, sekelompok pemimpin Rohingya berkumpul Senin pagi dengan sebuah loudspeaker dan sebuah spanduk yang bertuliskan permintaan untuk kembali ke Myanmar.
Pada spanduk itu termasuk jaminan keamanan, pemberian kewarganegaraan dan pengakuan kelompok tersebut dalam daftar etnis minoritas Myanmar. Rohingya juga meminta agar rumah, masjid dan sekolah yang terbakar atau rusak dalam operasi militer dibangun kembali.
Pejabat angkatan darat Bangladesh tiba di tempat demonstrasi tersebut dan membubarkan kerumunan 300 orang. Saksi mata mengatakan bahwa mereka melihat tentara mengambil salah satu pemimpin Rohingya yang sedang memegang spanduk.
Juru bicara militer Bangladesh Rashedul Hasan mengatakan bahwa ia belum menerima informasi apapun tentang sebuah demonstrasi dari kamp-kamp pengungsian pagi ini, namun ia mengatakan berusaha untuk mencari tahu lebih lanjut.
KEYWORD :Rohingya Myanmar Bangladesh