Minggu, 24/11/2024 02:37 WIB

Gus Mus Raih Yap Thiam Hien Award

Dia mengaku hanya memperoleh pendidikan formal sampai kelas satu Tsanawiyyah (setingkat satu SMP) dan lebih banyak mendapat pendidikan dari pondok pesantren.

Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau terkenal dengan nama Gus Mus

Jakarta - Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau terkenal dengan nama Gus Mus,  menerima penghargaan Yap Thiam Hien Award pada bidang Hak Asasi Manusia yang diselenggarakan  di Perpustakaan Nasional Jakarta Pusat, Rabu (24/1) malam.

Penghargaan ini diserahkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang disaksikan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Ketua Yayasan Yap Thiam Hien Todung Mulya Lubis, Komisioner Komisi Yudisal Sukma Violetta.

Menanggapi pemberian penghargaan ini, Gus Mus menilai berlebihan dan tidak mengetahui dasar dirinya mendapatkan "Yap Thiam Hien Award" ini. "Ini sebenarnya tidak pantas, alasan apa memilih saya. Sebenarnya HAM itu tidak tahu," kata Gus Mus saat pidato pemberian penghargaan.

Dia mengaku hanya memperoleh pendidikan formal sampai kelas satu Tsanawiyyah (setingkat satu SMP) dan lebih banyak mendapat pendidikan dari pondok pesantren.

"Guru-guru saya adalah orang-orang sederhana yang mengajarkan bahwa Indonesia `rumahmu, itu saja, dan saya akan menjaga rumahku. Sedangkan hak asasi itu tahu setelah saya ketemu dengan orang milinea-milinea," katanya yang langsung disambut tawa para hadirin.

Gus Mus mengatakan di pesantren itu diajari untuk lebih mengutamakan kewajiban, sehingga dalam memaknai hak kewajiban dirinya untuk menghargai hak orang lain dan hak asasi manusia.

Sementara itu, Todung Mulya Lubis mengatakan,  Gus Mus sangat pantas menerima Yap Thiam Hien Award  karena sebagai suara hati nurani bangsa, suara hati ulama yang menghendaki Indonesia kembali kepada jati dirinya yang menghargai kekayaan keragaman, kemajemukan masyarakat, adat istiadat, bahasa, agama dan keyakinan politik.

"Dalam keadaan keragaman terancam, dimana dalam keadaan gerakan politik identitas, politisi agama , fundamentalisme, sektarinissme dan radikalisme menjalar ke penjuru seluruh negeri, kehadirian dan kearifan Gus Mus mengingatkan kita semua sebagai bangsa terbuka , toleran, dan saling memberi tempat, saling merangkul," katanya.

Todung juga menilai Gus Mus berani menyuarakan HAM walaupun dinilai sebagai kyai yang leberal, bahkan berani bersuara menolak politisi agama, menolak masuknya agama dalam panggung politik dan menjadikan agama alat kampanye dan mendiskritkan pihak lain.

KEYWORD :

Mustofa Bisri Yap Thiam Hien




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :