Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed al Nahyan berbicara kepada Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel dalam konferensi pers di Abu Dhabi pada Selasa (4/7) (Foto: AFP)
Berlin - Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel keukeuh menempatkan kedutaan besar mereka di Tel Aviv hingga ditemukan solusi dua negara untuk Israel dan Palestina.
Gabriel mengatakan langkah pemindahan kedutaan besar Jerman ke Yerusalem hanya akan dilakukan setelah ada negosiasi untuk mencari solusi.
"Jerman menanti hari dimana kami bisa memindahkan kedutaan kami di Israel ke Yerusalem. Namun saya harus menambahkan: di dua negara yang memiliki Yerusalem sebagai ibu kota. Tidak ada jalur pintas untuk itu," terang Gabriel.
Dia mengatakan kedua pihak "memiliki aspirasi yang sah terkait Yerusalem", dan jawabannya hanya bisa ditemukan melalui perundingan.
"Kami yakin langkah ini harus diambil setelah penerapan solusi dua negara berdasarkan kesepakatan 1967. Hingga momen itu datang, kami akan terus menaati hukum internasional mengenai status teritori yang dijajah," jelasnya, dikutip dari Anadolu, Kamis (1/2).
Pada Desember 2017 lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara formal mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Langkahnya itu disambut kecaman internasional.
Yerusalem tetap menjadi pusat konflik Israel-Palestina, dengan Palestina yang mengharapkan Yerusalem Timur menjadi ibu kota negaranya kelak.
Jerman Yerusalem Palestina