Direktur Badan Energi Atom Internasional, Yukiya Amano (Foto: Mohammadreza Abbasi)
Jakarta – Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano berkunjung ke Indonesia. Kunjungan selama dua hari (5-7 Februari) itu terjadwal untuk bertemu Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, dan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti.
Bersama Menteri Nasir, Amano telah menandatangani perjanjian (MoU) di bidang pendidikan dan penerapan teknologi nuklir untuk damai (Nuclear for Peace), Senin (5/2) siang. Isi MoU tersebut menekankan pengembangan riset, salah satunya di bidang pangan.
“Pengembangan riset yang bisa memberikan manfaat kepada masyarakat indonesia, khususnya di bidang pangan, kesehatan, dan obat-obatan. Saat ini, pengembangan pangan dan kesehatan sudah berjalan baik,” terang Menteri Nasir di Jakarta.
Setelah bertemu Nasir, Amano juga akan menyambangi kantor Menteri Susi. Pertemuan itu akan membahas tindak lanjut rencana pembangunan Iradiator Gamma, yang berguna untuk pengawetan produk kelautan dan perikanan di pelabuhan.
“Iradiator Gamma sudah diresmikan Pak Wapres (Jusuf Kalla, Red). Investasi 84 persen berasal dari bahan lokal,” jelasnya.
Yandri Susanto : Madrasah Penjaga Moral Bangsa
Iradiator merupakan salah satu fasilitas iradiasi yang dapat dimanfaatkan untuk pengawetan bahan makanan, produk perikanan dan kelautan, bahan herbal, peralatan medis, bahan farmasi, dan lain sebagainya. Penggunaan radiasi ini dapat mencegah penggunaan bahwa pengawet yang dapat mengganggu kesehatan.
Adapun kunjungan Amano kali ini memiliki arti penting bagi Indonesia, yang baru saja ditetapkan sebagai Ketua Board of Governor IAEA periode September 2017-September 2018. Dengan posisi ini, Indonesia punya wewenang untuk membuat kebijakan selama setahun, dalam kaitannya pembangunan sumber daya manusia di bidang iptek nuklir untuk negara-negara anggota IAEA.
Sains Kemristekdikti Mohamad Nasir Yukiya Amano