Pesawat tempur Turki menyerang kelompok teroris YPG di di Hassa, Hatay dekat perbatasan Suriah pada 20 Januari 2018 (Foto:Bulent Kilic)
Jakarta - Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia pada Sabtu merilis sebuah laporan yang menuduh pasukan Turki melakukan serangan senjata kimia di Afrin.
Menurut agen tersebut, enam orang dirawat karena gejala yang mengikuti terkena gas berbahaya seperti pupil yang melebar dan kesulitan bernafas.
Jiwan Mohammad, direktur umum rumah sakit Afrin, mengkonfirmasi kepada kantor berita pemerintah Suriah bahwa rumah sakit tersebut telah merawat enam orang karena "sulit bernapas, batuk-batuk, dan terbakar di sekujur tubuh. Ia juga menambahkan bahwa gejala tersebut merupakan indikasi adanya zat kimia.
Namun tuduhan tersebut dibantah pihak Turki. Menurutnya, pemerintah Turki menolak penggunaan senjata kimia.
"Apa sumber terpercaya yang Anda miliki? Berhentilah berbohong ," ujar Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu dalam sebuah tweet yang mereferensikan sebuah berita oleh sebuah outlet berita yang didanai negara Rusia.
Ketegangan antara milisi Kurdi Suriah dan militer Turki di Suriah menyebabkan Operasi Olive Branch, sebuah operasi yang dimulai bulan lalu setelah tentara Turki, bersama dengan Tentara Suriah Bebas, melancarkan serangan terhadap militer Kurdi di Afrin.
Turki Suriah Militer senjata Kimia