Sabtu, 23/11/2024 16:13 WIB

Tiga Poros Kekuatan di Pilpres 2019, Bagaimana Nasib Jokowi?

Pilpres 2019 diprediksi bakal terjadi tiga poros kekuatan. Dimana, poros pertama adalah Presiden Jokowi, poros kedua Prabowo Subianto, dan poros ketiga adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ilustrasi Pilpres 2019

Jakarta - Pilpres 2019 diprediksi bakal terjadi tiga poros kekuatan. Dimana, poros pertama adalah Presiden Jokowi, poros kedua Prabowo Subianto, dan poros ketiga adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, kepada Jurnas.com, Jakarta, Jumat (23/2). Menurutnya, bakal ada tiga skenario dalam kontestasi Pilpres 2019 mendatang.

"Kalau saya melihat ada tiga skenariao. Ini kemungkinan dua sampai tiga kutub. Poros pertama saya sebut Pak Jokowi, Cawapresnya itu bisa dari militer, partai politik, tokoh santri," kata Pangi.

Poros kedua, kata Pangi, ada koalisi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Menurutnya, Prabowo akan diusung Partai Gerindra dan PKS.

"Poros ketiga ada SBY, ada Demokrat yang bisa mengambil kemudi, tentu dia bisa mengambil PAN dan PKB. Agak berat kalau Demokrat tidak mengambil PAN dan PKB," terangnya.

Kata Pangi, dengan adanya kekuatan tiga poros pada Pilpres 2019, Presiden Jokowi sebagai calon incumbent cukup rentan mengalami kekalahan. Hal itu sebagaimana terjadi pada Pilkada DKI Jakarta.

"Kalau terjadi dua putaran, maka Jokowi besar kemungkinan akan kalah," tegasnya.

Namun, lanjut Pangi, jelang pelaksanaan Pilpres 2019 seluruh partai politik masih sangat cair. Sehingga, koalisi partai politik masih belum dapat dipastikan sebelum pendaftaran secara resmi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Bisa saja Prabowo menjadi king maker, melihat elektabilitas beliau yang klimaks tidak ada kenaikan. Sebab sampai sekarang kan Pak Prabowo belum menentukan Capres 2019," katanya.

Menurutnya, seluruh partai politik peserta Pemilu 2019 memiliki kepentingan untuk mengusung kadernya maju sebagai Capres dan Cawapres. Dengan demikian, partai secara otomatis akan diuntungkan secara elektabilitas.

"Semua partai punya kepentingan sebagai Capres dan Cawapres, alasannya jika parpol bisa mengusung Capres dan Cawapres akan bisa menaikan elektabilitas. Karena pelaksanaan Pileg dan Pilpres dilakukan secara serentak," demikian Pangi.

KEYWORD :

Pilpres 2019 Presiden Jokowi Cawapres Muhaimin Iskandar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :