Pangeran Mohammed bin Salman
Jakarta - Kunjungan Mohammed bin Salman, Pangeran Mahkota Arab Saudi ke Inggris disambut lautan massa pada Rabu (7/3) malam nanti. Dalam lawatan tersebut, ia akan bertemu dengan Theresa May dan anggota senior Keluarga Kerajaan.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) dan lebih dari sepertiga warga Inggris mengecam Arab Saudi, karena perannya dalam konflik di Yaman, menyebabkan negara tersebut memasuki ambang krisis kemanusiaan terparah.
Tidak jelas topik apa yang akan menjadi agenda utama dua pemimpin tersebut. Namun yang jelas kunjungan ini mengkhwatirkan, mengingat sejak Theresa May menjadi Perdana Menteri, jumlah lisensi terbuka untuk senjata ke Arab Saudi semakin melejit.
Sementara, Saudi diketahui memimpin sebuah koalisi sembilan negara Arab dalam serangan udara terhadap pemberontak Yaman dan sekutunya sejak 2015, dan lebih dari 10.000 orang diperkirakan telah meninggal dunia.Lisensi penjualan senjata terbuka disebut sangat rahasia "rahasia". Demikian kata kelompok kampanye, karena mereka mengizinkan sejumlah item yang belum dibuka dikirim ke negara lain selama lima tahun.
Namun, juru bicara Departemen Perdagangan Internasional mengatakan, "Pemerintah Inggris memiliki tanggung jawab kontrol ekspor dengan sangat serius dan mengoperasikan salah satu rezim kontrol ekspor yang paling kuat di dunia.Pada 4 Maret sebelumn, mahkota Saudi melakukan perjalanan Mesir, kemudian Londong dan terakhir, ia akan mengunjungi Amerika Serikat, sekutu terdekat Riyadh, pada tanggal 19 Maret.
KEYWORD :Inggris Arab Saudi Yaman