Sabtu, 23/11/2024 12:29 WIB

23 persen Petani di Indonesia Merupakan Perempuan

Menjadi perempuan petani tak hanya berdampak pada naiknya posisi tawar perempuan dalam rumah tangga.

Diskusi Perempuan Petani

Jakarta - Meningkatkan investasi pada pemberdayaan perempuan petani adalah hal penting dalam upaya menyejahterakan rakyat Indonesia. Sebab, mereka memiliki potensi besar namun selama ini terhambat oleh rendahnya akses terhadap aset, pelayanan publik, dan proses pengambilan keputusan.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik pada tahun 2013 menyebutkan 7 juta orang atau 23% petani di Indonesia merupakan perempuan. Mayoritas perempuan petani adalah buruh tani yang hidup di bawah garis kemiskinan, sebab mereka diupah hingga 50% lebih rendah daripada petani laki-laki dengan jam dan beban kerja yang sama.

Millennium Challenge Account – Indonesia (MCA-Indonesia), lembaga wali amanat di bawah Bappenas yang bertujuan mengentaskan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi, percaya integrasi gender dan inklusi sosial sangat penting dalam perencanaan serta implementasi programnya. Maka, MCA-Indonesia telah mengalokasikan dana khusus untuk mendukung proyek-proyek dengan pemberdayaan ekonomi berkelanjutan untuk masyarakat, termasuk para perempuan petani.

“Ada pembelajaran penting yang kami petik dari implementasi proyek MCA Indonesia untuk pemberdayaan ekonomi perempuan. Salah satunya adalah, ternyata dengan membuka akses kepada perempuan petani terhadap pengetahuan dan keterampilan baru, dampaknya terhadap meningkatnya ekonomi keluarga sangat signifikan,” tutur Direktur Inklusi Sosial dan Gender MCA-Indonesia, Dwi Rahayu Yuliawati-Faiz.

Peningkatan ini, lanjutnya tidak hanya berdampak pada naiknya posisi tawar perempuan dalam rumah tangga, tetapi juga di tingkat komunitas. Pemberdayaan petani juga merupakan fokus bagi CROWDE, perusahaan rintisan yang menghadirkan platform terbuka di mana masyarakat dapat menanamkan investasi untuk membantu permodalan para petani.

“Saat ini, skema pembiayaan bank-bank di Indonesia masih sulit dijangkau oleh petani, terlebih bagi perempuan petani. Situasi ini banyak dimanfaatkan oleh lintah darat dan tengkulak dengan mengambil keuntungan dari petani melalui cara yang seringkali keliru. Karena itu, kualitas hidup sebagian besar petani pun sulit meningkat karena terlibat dengan permasalahan jerat utang berbunga tinggi,” ucap Chief Executive Officer CROWDE, Yohanes Sugihtononugroho.

MCA-Indonesia dan CROWDE sepakat bekerja sama mendorong crowd-investment atau investasi gotong royong untuk makin memberdayakan para perempuan petani,termasuk mereka yang sebelumnya terlibat dalam kegiatan MCA-Indonesia. Crowdinvestment di platform CROWDE menjadi wujud gotong royong untuk memberdayakan perempuan petani di Indonesia.

Tekad ini dimulai dengan proyek pertanian Ibu Fatima dan Ibu Hakiah, dua perempuan petani di Lombok yang telah dibina GAIA dB, salah satu penerima hibah MCA-Indonesia. Proyek mereka telah tersedia di website CROWDE untuk didanai oleh masyarakat, yang dapat mengaksesnya melalui: http://bit.ly/perempuanpetani. Lebih banyak lagi proyek perempuan petani akan tersedia di platform CROWDE. Kini, saatnya berinvestasi sambil bantu perempuan petani di Indonesia, agar mereka lebih sejahtera dan berdaya.

KEYWORD :

Perempuan Petani Indonesia Ekonomi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :