Diskusi Perempuan Petani
Jakarta - Meningkatkan investasi pada pemberdayaan perempuan petani adalah hal penting dalam upaya menyejahterakan rakyat Indonesia. Sebab, mereka memiliki potensi besar namun selama ini terhambat oleh rendahnya akses terhadap aset, pelayanan publik, dan proses pengambilan keputusan.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik pada tahun 2013 menyebutkan 7 juta orang atau 23% petani di Indonesia merupakan perempuan. Mayoritas perempuan petani adalah buruh tani yang hidup di bawah garis kemiskinan, sebab mereka diupah hingga 50% lebih rendah daripada petani laki-laki dengan jam dan beban kerja yang sama.Millennium Challenge Account – Indonesia (MCA-Indonesia), lembaga wali amanat di bawah Bappenas yang bertujuan mengentaskan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi, percaya integrasi gender dan inklusi sosial sangat penting dalam perencanaan serta implementasi programnya. Maka, MCA-Indonesia telah mengalokasikan dana khusus untuk mendukung proyek-proyek dengan pemberdayaan ekonomi berkelanjutan untuk masyarakat, termasuk para perempuan petani.“Ada pembelajaran penting yang kami petik dari implementasi proyek MCA Indonesia untuk pemberdayaan ekonomi perempuan. Salah satunya adalah, ternyata dengan membuka akses kepada perempuan petani terhadap pengetahuan dan keterampilan baru, dampaknya terhadap meningkatnya ekonomi keluarga sangat signifikan,” tutur Direktur Inklusi Sosial dan Gender MCA-Indonesia, Dwi Rahayu Yuliawati-Faiz.Baca juga :
Jokowi: Inflasi Terkendali di Kisaran 2-3 Persen
Jokowi: Inflasi Terkendali di Kisaran 2-3 Persen
Perempuan Petani Indonesia Ekonomi