Presiden Korea Selatan (L) dan Presiden Korea Utara (Foto: Yonhap News)
Jakarta – Pemerintah Korea Selatan sedang berencana akan membahas tentang deklarasi nuklir dengan Korea Utara saat kedua pihak menggelar pertemuan mendatang pada akhir bulan ini.
Dilansir kantor berita Yonhap, kesepakatan ini akan jauh berbeda dengan yang terdahulu yang telah gagal mengekang program nuklir Korea Utara.
Sesuai kesepakatan pekan lalu, Presiden Korsel Moon Jae-in akan mengadakan pertemuan perbatasan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada 27 April mendatang. Pertemuan itu adalah pertemuan pertama antara pemimpin Korea dalam lebih dari satu dekade.
Kim juga berencana menemui Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk pertama kalinya bulan depan.
Seorang pejabat pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa diskusi antar-Korea "akan berdampak langsung terhadap Konferensi Tingkat Tinggi Korea Utara-AS".
Sementara itu, pejabat lainnya membantah bahwa Korea Selatan mengupayakan `solusi Libya` seperti yang disebut-sebut oleh media, yang akan membuat rezim Pyongyang waspada terhadap denuklirisasi dan menjadi rentan tanpa jaminan.
Korea Utara telah berulang kali mengeluarkan peringatan penolakan atas campur tangan asing di semenanjung, terutama dengan keberadaan sekitar 30.000 staf militer Amerika.
Demokrat Waspadai Kehadiran Kelompok pro-Palestina yang Tuntut Embargo Senjata dalam Konvensi
Kantor Berita Korut KCNA pada Senin menyatakan bahwa "saat ini adalah waktu yang tepat untuk menolak kerja sama dengan pasukan asing".
"Sikap pemerintah Korea Selatan yang bersikukuh mendukung skenario AS untuk mengendalikan (Korea Utara) sangat mengecewakan seluruh warga Korea yang menginginkan reunifikasi dan perdamaian abadi di Semenanjung Korea," tulis KCNA dalam laporannya.
Hingga saat ini masih belum jelas bagaimana Seoul dan Washington akan mengendalikan kerja sama militer mereka untuk menenangkan Pyongyang.
KEYWORD :Korut Korsel Nuklir Amerika