| Jum'at, 06/04/2018 17:14 WIB
Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Brigjen Aris Budiman
Jakarta - Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Brigjen Aris Budiman meluapkan emosinya terhadap lembaga antikorupsi. Ditenggarai hal itu picu terkait proses perekrutan penyidik KPK.
Emosi Aris meluap dan disampaikan ke awak media, usai Pimpinan
KPK melantik Brigjen Pol Firli sebagai Deputi Penindakan di Aula Gedung
KPK, Jumat (6/4/2018). Usai proses pelantikan, Aris dengan raut wajah penuh emosi mengaku kecewa dengan
KPK.
Salah satu hal yang diungkap Aris terkait surat elektronik atau email internal
KPK yang diterimanya pada Jumat (6/4/2018) pagi. Diungkapkan Aris, dirinya kecewa lantaran dalam email itu, salah seorang Kasatgasnya yang akan kembali ke
KPK justru dituduh sebagai kuda troya.
Penyidik itu diisukan tak sedap oleh oknum internal lembaga antikorupsi. Padahal, kata Aris, penyidik tersebut sosok yang baik.
"Hari ini saya terima email penerimaan pegawai, salah satu Kasatgas saya, saya minta kembali menjadi penyidik di
KPK. Dan dia adalah penyidik yang baik. Termasuk penerimaan beliau, dan di dalam
KPK dikembangkan seolah-olah ini seperti kuda troya," tegas Aris.
Kuda troya merupakan istilah di dunia politik untuk menyebut musuh dalam selimut. Menurut Aris, dirinya kemudian membalas email itu dengan menyatakan dirinya sebagai kuda troya bagi oknum di
KPK.
"Dan saya balas email itu. Saya katakan bahwa saya adalah kuda troya bagi oknum-oknum yang manfaatkan kesucian
KPK untuk kepentingan pribadi," ungkap Aris dengan nada tinggi.
Sayangnya Aris enggan mengungkap siapa sosok penyidik yang terdepak lantaran `suara sumbang` yang diduga sengaja dihembuskan dari internal
KPK. Aris enggan berkomentar banyak saat dikonfirmasi mengenai berbagai pernyataannya itu. Aris memilih langsung bergegas meninggalkan Aula Gedung
KPK.
"Masih banyak nanti, saya akan ceritakan semuanya, biar tahu semuanya," tandas Aris.
KEYWORD :
KPK Aris Budiman Kasus Korupsi