Ilustrasi ujian nasional
Jakarta - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendapati banyak keluhan dari para siswa SMA, terkait soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk mata pelajaran matematika.
Terutama soal matematika IPS, jumlah dan cakupan materi tidak sesuai kisi-kisi, tidak sesuai dengan cakupan materi di simulasi UN dan uji coba UN, dan tidak sesuai kaidah penyusunan soal yang baik.
"Soal Trigonometri keluar enam soal, padahal di kisi-kisi hanya dua soal. Selain itu, soal isian singkat terdapat banyak soal yang tidak sama, ada yang empat ada yang lima ada yang tiga," kata pengurus FSGI Slamet Maryanto di Jakarta, Kamis (12/4).
Kabar ini dibenarkan oleh seorang siswa Kelas XII IPS, Andi Ainul. Pelajar asal salah satu SMA di Jakarta itu menyebut beberapa soal bahkan belum pernah dipelajari oleh siswa. Seperti materi Cotangen dan matriks pecahan.
"Juga ada soal yang salah jawabannya. Soalnya juga kurang kalimat penjelasannya, jadi bingung harus diapakan," ujar Andi.
"Kami sangat kecewa dengan soal ini. Kami saja yang di Jakarta susah mengerjakannya, apalagi teman-teman di daerah. Semoga ke depan tidak terulangi kami. Kami hanya berdoa nilai UNBK kami tetap bagus," katanya.
Selain masalah soal matematika, juga terdapat aduan kecacatan soal. Seperti soal biologi yang jawabannya tidak sesuai dengan soal, begitu juga untuk soal untuk mata pelajaran kimia. Sementara untuk UNBK Bahasa Arab, ada beberapa siswa yg soalnya hanya keluar 41 dari 50 soal.
Menanggapi kecacatan soal ini, Wasekjen FSGI Satriwan Salim mengimbau bila pemerintah ingin UNBK di seluruh sekolah, maka pemerintah fasilitas pendukung, sarana, dan komputer harus disiapkan terlebih dahulu secara matang.
Dia pun menilai penyelenggaraan UNBK terkesan dipaksakan dan kurang melihat wilayah Indonesia yg luas dan beragam. Ada daerah 3T (terluar, tertinggal dan terdepan) yang infrastruktur, sarana, fasilitas pendidikannya belum selengkap di kota besar.
"Ini dulu yang mesti dibenahi. Kalau fasilitas dan segala macam sarana di sekolah sudah dipenuhi khususnya yang berbasis TIK, maka barulah dilaksanakan UNBK secara bertahap," terang Salim.
Salim merekomendasikan setahun ke depan pemerintah harus memprioritaskan pembenahan pada masalah tersebut, termasuk pelatihan bagi calon proktor-teknisi agar lebih terampil. Apalagi, pekan depan para siswa SMP/MTs juga akan menghadapi UNBK.
"Jangan sampai masalah teknis ini terus saja berulang. Soal harus benar-benar sesuai try out dan kisi-kisi yang disampaikan jauh-jauh hari sebelum UNBK," pintanya.
KEYWORD :Pendidikan UNBK SMA Kemdikbud FSGI