Sabtu, 23/11/2024 19:31 WIB

Rusia Bantah Halangi Penyelidikan Senjata Kimia di Suriah

Pemerintah Rusia membantah merusak lokasi serangan bahan kimia yang dicurigai di Suriah

Ratusan orang sedang berjalan untuk berpindah dari desa di Suriah (REUTERS/Omar Sanadiki)

Jakarta - Pemerintah Rusia membantah merusak lokasi serangan bahan kimia yang dicurigai di Suriah sebelum para penyidik bisa memasuki daerah itu.

Sebelumnya Direktur Jenderal Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW), Ahmet Uzumcu
mengatkan penyidik dari OPCW belum mendapatkan akses ke Douma, di mana serangan mematikan terjadi seminggu yang lalu, mengatakan.

Kenneth Ward, duta besar AS untuk OPCW, mengatakan bahwa Rusia mungkin telah mengunjungi tempat serangan itu.

"Kami khawatir mereka mungkin telah merusaknya dengan maksud menggagalkan upaya misi pencarian fakta OPCW untuk melakukan penyelidikan yang efektif," kata Ward.

Rusia membantah campur tangan, mengatakan bahwa OPCW membutuhkan izin AS sebelum mereka dapat melakukan perjalanan ke daerah itu.

"Semuanya bermuara pada kurangnya kesepakatan dari departemen sekretariat PBB bagi para ahli OPCW untuk melakukan perjalanan ke Douma, di mana peristiwa itu terjadi," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga membantah campur tangan di Douma. "Saya dapat menjamin bahwa Rusia tidak merusak situs itu," kata Lavrov kepada BBC News.

Menanggapi serangan itu, pasukan AS, Inggris, dan Prancis melayangkan q105 rudal di tiga lokasi di Suriah, Sabtu pagi. Rusia dan Iran, keduanya sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad, telah mengutuk serangan tersebut. Para pejabat Rusia mengatakan serangan itu dipentaskan.

"Saya tidak bisa bersikap tidak sopan dengan kepala negara lain tetapi Anda mengutip para pemimpin Prancis dan AS dan AS dan, terus terang, semua bukti yang mereka kutip didasarkan pada laporan media dan media sosial," kata Lavrov.

KEYWORD :

Rusia Suriah Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :