Marlen Sitompul | Selasa, 17/04/2018 09:10 WIB
Jakarta - Mayoritas masyarakat menginginkan agar Presiden Jokowi diganti pada Pilpres 2019 mendatang. Hal itu sebagai warning atau peringatan bagi Jokowi dalam menghadapi Pilpres nanti.
Hal itu berdasarkan hasil survei yang dirilis Media Survei Nasional (MEDIAN), dengan tema "Siapa Layak jadi Lawan atau Pasangan Jokowi?", di Kawasan Cikini, Jakarta, Senin (16/4).
Direktur Riset MEDIAN, Sudarto mengatakan, jumlah orang yang ingin Jokowi diganti lebih besar dibanding dipertahankan. Dimana, yang ingin Jokowi dilanjutkan memimpin sebesar 45,22 persen, yang ingin diganti tokoh lain 46,37 persen, dan tidak menjawab 8,41 persen.
"Lebih banyak yang ingin ganti Jokowi. Kalau skema head to head agak berat pak Jokowi. Menurut kami ini warning," kata Sudarto.
Kata Sudarto, alasan masyarakat menginginkan agar Jokowi diganti karena perekonomian yang semakin sulit. Meski pembangunan infrastruktur menjadi keunggulan, namun hal itu tidak dapat menutupi kekecewaan rakyat terhadap Jokowi.
"Sebagian besar kinerja ekonomi Jokowi belum naik April. Harga listrik, sembako mahal, kerja susah, ekonomi sulit. Infrastruktur menjadi keunggulan, tapi tidak mampu menutupi kesulitan rakyat terhadap Pak Jokowi," terangnya.
Diketahui, survei tersebut dilakukan pada 24 Maret-6 April 2018. Populasi survei seluruh warga yang memiliki hak pilih. Target sampel 1.200 responden, dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel dipilih secara random dengan teknik Multistage Random Sampling dan proporsional atas populasi Provinsi dan gender. Hasil survei menunjukkan dinamika politik yang terjadi selama masa pengambilan data. Quality control dilakukan terhadap 20 persen sampel yang ada.
KEYWORD :
Pilpres 2019 Presiden Jokowi Cawapres Muhaimin Iskandar