Sabtu, 23/11/2024 08:00 WIB

Israel Gunakan Gas Misterius Bubarkan Demonstran Palestina

Sejak demonstrasi di perbatasan dimulai hampir tiga pekan lalu, setidaknya 35 warga Palestina tewas dan ratusan luka-luka.

Militer Israel menembakkan gas air mata ke warga Palestina di Jalur Gaza (REUTERS/Amir Cohen)

Gaza - Pasukan Israel  menggunakan senjata baru, termasuk peluru ledak dan gas misterius untuk membubarkan demonstran Palestina di perbatasan timur Jalur Gaza. 

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qidra mengkonfirmasi bahwa Israel menggunakan amunisi jenis baru yang mematikan. 

"Amunisi ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada tubuh korban, yang seringkali berujung pada kematian. Peluru itu, yang belum diidentifikasi oleh petugas medis kami, dapat merusak tulang, otot, dan organ-organ lainnya," ungkap al-Qidra.

Menurut dia, jika para korban mampu bertahan hidup maka akan mengalami lumpuh total meskipun sudah menjalani operasi ekstensif. "Peluru itu menembus tubuh dan meledak di dalam tubuh, merusak beberapa organ dalam, bukan hanya area yang ditembak saja," jelas dia. 

"Hukum internasional telah melarang penggunaan senjata semacam itu, tetapi Israel terus menggunakannya ke para demonstran yang berunjuk rasa dengan damai," kata dia lagi. 

Al-Qidra juga mengungkapkan bahwa tentara Israel menggunakan senjata jenis baru lainnya, yaitu gas misterius, yang telah menyebabkan ratusan demonstran menderita asfiksia sementara dan menunjukkan gejala-gejala yang tidak biasa lainnya.

"Kami masih belum memahami betul sifat gas ini. Yang kami ketahui sejauh ini adalah gas itu menyebabkan kejang hebat, muntah, batuk, dan detak jantung yang cepat," jelas dia.

"Puluhan orang yang terpapar gas ini mengalami deteriorasi kesehatan yang sangat cepat. Gas ini jauh lebih berbahaya daripada gas air mata, karena menunjukkan gejala yang belum pernah tampak sebelumnya dan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan di masa depan," ungkap al-Qidra.

Sejak demonstrasi di perbatasan dimulai hampir tiga pekan lalu, setidaknya 35 warga Palestina telah tewas - sementara ratusan lainnya terluka - akibat tembakan tentara lintas perbatasan Israel. Menurut al-Qidra, sebagian besar kematian ini disebabkan oleh peluru ledak. 

Unjuk rasa itu akan berlangsung selama enam pekan. Puncaknya jatuh pada 15 Mei, yang bertepatan dengan Hari Jadi Israel. Para demonstran menuntut agar para pengungsi Palestina diberikan "hak untuk pulang" ke rumah mereka di Palestina. (aa)

KEYWORD :

Israel Palestina Ashraf al-Qidra




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :