Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman saat menghadiri konferensi pers di Moskow, Rusia pada 26 Januari 2015. (Foto: Anadolu Agency/Sefa Karacan)
Yerusalem - Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman membantah terlibat dalam pembunuhan seorang dosen Palestina di Malaysia.
Pada Sabtu, Fadi Mohammed al-Batsh, 35, ditembak mati oleh dua pria bersenjata dalam sebuah iring-iringan berkekuatan tinggi di dekat rumahnya di ibukota Kuala Lumpur.
Keluarganya mengatakan bahwa agen mata-mata Israel Mossad berada di balik pembunuhan itu.
Dalam sebuah pernyataan, Lieberman mengatakan kelompok-kelompok Palestina cenderung menyalahkan Israel atas setiap kejadian, dan menuding bahwa dosen Palestina itu bukan orang suci.
"Kami telah mendengar pernyataan oleh Kepala Hamas yang bertanggung jawab atas pria itu, menjelaskan bahwa dia terlibat dengan produksi roket, dan dalam pengembangan roket," katanya.
Demokrat Waspadai Kehadiran Kelompok pro-Palestina yang Tuntut Embargo Senjata dalam Konvensi
Dalam wawancara terpisah dengan Radio Angkatan Darat, Lieberman mengatakan Israel tidak akan mengizinkan jasad Al-Batsh dimakamkan di Jalur Gaza.
Dia, meski begitu, mengatakan Israel tidak dapat mencegah tubuh dibawa ke wilayah Palestina melalui Mesir, yang telah berbagi perbatasan dengan Gaza.
Keluarga Al-Batsh sebelumnya mengatakan bahwa mereka berusaha untuk mentransfer tubuh dosen tersebut ke Gaza melalui penyeberangan Rafah di Mesir.
Sementara itu, media Israel mengisyaratkan bahwa Israel bisa jadi berada di belakang pembunuhan itu.
Koran Israel Hayom mengatakan pembunuhan al-Batsh secara teknis mirip pembunuhan sebelumnya Fathi Shaqaqi, co-founder dan Sekjen Jihad Islam yang tewas di Malta pada tahun 1995.
Surat kabar itu mengutip bahwa pembunuhan seorang insinyur penerbangan Tunisia Mohamed al-Zawari pada 2016, yang dilaporkan berada di belakang program drone Hamas.
Pada hari Sabtu, Hamas, yang memerintah Jalur Gaza, menegaskan bahwa al-Batsh adalah anggota kelompok tersebut.
Israel disebut-sebut telah membunuh banyak aktivis perlawanan Palestina di masa lalu, yang banyak dari mereka sedang berada di luar negeri.
Pada tahun 1997, para agen Mossad tercatat pernah mencoba - dan gagal - untuk membunuh kepala politik Hamas Khaled Meshaal di Yordania dengan menyemprotkan racun ke telinganya.
Mossad juga diyakini berada di balik pembunuhan tahun 2010 atas komandan Hamas Mahmud al-Mabhuh di sebuah hotel Dubai. Walau demikian, Israel tidak pernah mengkonfirmasi atau membantah keterlibatannya dalam pembunuhan Mabhuh. (aa)
KEYWORD :Israel Palestina