Ilustrasi Telkomsel
Jakarta - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mendapat berbagai tuduhan negatif. Perusahaan plat merah itu dikabarkan telah melakukan diskriminasi terkait dana program corporate social responsibility (CSR) terhadap perbaikan sarana ibadah.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum FSP BUMN Bersatu Arief Poyuono mengatakan, tuduhan perlakuan diskriminatif oleh sejumlah kalangan pada Direksi Telkom yang menyalurkan dana program CSR adalah hoax alias tidak mengunakan data yang valid."Masa tuduhan terhadap Telkom yang dituduh diskriminatif dalam menyalurkan dana CSR dengan menyalurkan bantuan untuk gereja 3,5 milyar dan masjid hanya 100 juta, pakai sumber data dari medsos, kan aneh juga," kata Arief, melalui pesan singkatnya, Jakarta, Rabu (25/4).Baca juga :
Terima Bintang Mahaputera Nararya, Ahmad Basarah Berterima Kasih pada Megawati Soekarnoputri
Kata Arief, Telkom merupakan perusahaan terbuka dan setiap kegiatan perusahaan mulai dari pengembangan usaha dan penyaluran CSR sebagai kewajiban badan usaha yang beroperasi di Indonesia harus dilaporkan secara transparan pada publik.
Terima Bintang Mahaputera Nararya, Ahmad Basarah Berterima Kasih pada Megawati Soekarnoputri
Baca juga :
Telkomsel Siapkan 49 BTS di Kawasan Inti IKN
Untuk itu, kata Arief, patut dicurigai pengguna isu pembagian CSR diskriminatif oleh Telkom dan aksi-aksi demo ke Telkom muncul disaat akan RUPS yang diarahkan untuk mendiskreditkan direksi Telkom."Patut dicurigai ada pihak dari luar dan dalam Telkom yang tidak puas dengan Direksi Telkom sehingga membiayai aksi-aksi demo untuk mendiskreditkan direksi Telkom," katanya.
Telkomsel Siapkan 49 BTS di Kawasan Inti IKN
Telkom Arief Poyuono Dana CSR SARA