Sabtu, 23/11/2024 10:37 WIB

Tiga Warga Palestina Tewas di Perbatasan Israel

Kami akan mengubah kesepakatan ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah di Washington dan siapa pun yang menjalin konspirasi terhadap rakyat Palestina

Warga Palestina kembali menggelar protes di perbatasan Israel, Jumat (27/4). (Foto: UPI/Ismael Mohamad)

Gaza - Tiga warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka kala menggelar "March of Return" (Pembunuhan enam warga Palestina oleh pasukan Israel pada 1976) minggu kelima di sepanjang perbatasan Israel-Gaza pada Jumat  kemarin.

Militer Israel mengakut pihaknya melepaskan tembakan ke arah kerumunan massa setelah ratusan perusuh Palestina berusaha membakar pagar dan memasuki Israel melemparkan bahan peledak, bom dan batu api.

Seperti dikehtaui ribuan anak muda yang dijuluki "pemuda pemberontak," setiap Jumat melalukan protes di pagar perbatasan. Beberapa yang terluka pada hari Jumat adalah wartawan dan staf medis.

Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HAM PBB) Zeid Ra`ad al-Hussein mengatakan seharunya Israel bisa manahan diri, "Kehilangan nyawa itu `menyedihkan` dan jumlah cedera pun sangat mengejutkan`.

Pekan lalu, Angkatan Pertahanan Israel kembali menjatuhkan pamflet kepada demonstran Palestina. Isi brosur tersebut mendesak menahan diri dan menentang Hamas.

"Anda berpartisipasi pada gangguan kekerasan. Hamas mengeksploitasi Anda untuk melakukan serangan teroris. IDF siap untuk skenario apa pun. Hindari menggunakan senjata dan melakukan tindakan kekerasan terhadap pasukan keamanan dan warga Israel. Jangan dengarkan instruksi Hamas karena ini akan membahayakan hidup Anda. Masa depan Anda ada di tangan Anda."

Protes diperkirakan akan berlanjut setelah 15 Mei,  atau berdirinya Israel.

Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh mengatakan, demonstrasi selama bulan Ramadan akan menghadapi banyak tantangan, termasuk rencana perdamaian oleh Presiden Amerika Serikat (as) Donald Trump.

Haniyeh menyebut rencana itu "kesepakatan abad ini."

"Kami akan mengubah kesepakatan ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah di Washington dan siapa pun yang menjalin konspirasi terhadap rakyat Palestina," kata Haniyeh.

Sejak protes massal dimulai 30 Maret, setidaknya 40 orang Palestina telah dan lebih dari 5.500 orang terluka, menurut Kantor Urusan Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.

KEYWORD :

Israel Palestina Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :