Minggu, 24/11/2024 01:34 WIB

Rusia Sebut Ada Upaya AS dan Rekannya Lenyapkan Suriah

Pernyataan Amerika yang mendukung integritas teritorial Suriah

Dari kiri ke kanan: Presiden Iran Hasan Rouhani, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Turki Erdogan (Foto: Aljazeera)

Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergey Lavrov menuding pemerintah Amerika Serikat (AS) dan rekannya mengabaikan hukum internasional untuk memecah Suriah.

Komentan Lavrov itu disampaikan saat bertemu rekannya dari Turki dan Iran di Moskow pada Sabtu kemarin menyusul pembicaraan mereka tentang perang Suriah tujuh tahun, yang telah menewaskan ratusan ribu orang.

Dikutip dari Al Jazeera, pertemuan itu untuk mempersiapkan dasar bagi putaran ke sembilan pembicaraan Astana yang akan diadakan bulan depan di Kazakhstan, yang akan fokus pada isu-isu politik dan kemanusiaan. Ketiga menteri sepakat bahwa Suriah harus tetap menjadi entitas yang berdaulat dan utuh.

"Pernyataan Amerika yang mendukung integritas teritorial Suriah "hanyalah kata-kata yang, tampaknya, mencakup rencana untuk memformat ulang Timur Tengah dan rencana untuk membagi Suriah menjadi beberapa bagian", kata Lavrov, menambahkan Rusia, Iran dan Turki akan bekerja sama untuk memastikan kemerdekaan Suriah.

"Sementara kami membangun pilihan untuk perdamaian, beberapa rekan kami yang lain mencoba untuk menghancurkan hasil dari upaya bersama kami yang konstruktif, bahkan tidak mengikuti hukum internasional seperti dalam operasi baru-baru ini AS, Inggris dan Perancis melawan Suriah," kata Lavrov menambahkan.

Serangan gabungan pada 14 April menargetkan infrastruktur senjata kimia menyusul dugaan serangan gas oleh pasukan pemerintah di kota Douma yang sebelumnya dikuasai pemberontak, di luar Damaskus.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mencatat, penting melibatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memastikan legitimasi solusi politik di Suriah, karena solusi militer apapun akan ilegal dan tidak berkelanjutan.

KEYWORD :

Turki Amerika Serikat Rusia Iran Suriah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :