Sabtu, 23/11/2024 12:37 WIB

Berdamai dengan Korut, Korsel Tak Ingin Pasukan AS Tinggalkan Semenanjung

Presiden Moon Jae-in tidak ingin mengaitkan kehadiran militer Amerika dengan kesepakatan damai Korea Utara.

Kim Jong-un (kiri) dan Moon Jae-in bertemu Jumat (27/4).

Seoul - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in membantah bahwa pasukan Amerika Serikat (AS) akan meninggalkan semenanjung setelah menandatangani perjanjian damai dengan tetangganya, Korea Utara.

"Ini adalah masalah aliansi Korea Selatan-AS, jadi tidak ada hubungannya dengan penandatanganan perjanjian perdamaian," tegas juru bicara presiden Kim Eui-kyeom mengutip Presiden Moon.

Menurut kantor berita Yonhap, pernyataan Moon muncul setelah salah satu penasihat keamanannya pada awal pekan ini mengatakan bahwa mempertahankan keberadaan pasukan AS di Semenanjung Korea akan sulit dilakukan mengingat ada deklarasi perdamaian resmi. 

Pertemuan puncak antar-Korea pertama dalam lebih dari satu dekade menghasilkan komitmen dari pemimpin Utara Kim Jong-un untuk mengakhiri Perang Korea dan denuklirisasi penuh. 

Kedua masalah itu diperkirakan akan dibahas lebih rinci ketika Kim menggelar perundingan dengan Presiden AS Donald Trump bulan ini, sementara pemimpin Korea Utara tidak menyebutkan secara jelas soal militer AS dalam pertemuannya dengan Moon pekan lalu.

AS memiliki sekitar 30.000 pasukan di Korea Selatan, sejak Perang Korea 1950-53 yang hanya diselesaikan dengan perjanjian gencatan senjata.

"Pemerintah meyakini Pasukan AS-Korea (USFK) berperan sebagai mediator antara negara-negara besar seperti Tiongkok dan Jepang. Artinya, USFK memang dibutuhkan," kata seorang pejabat kepresidenan Seoul kepada wartawan. (aa)

 

KEYWORD :

Korea Utara Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :