Luhut Pandjaitan
Bandung – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjamin pelaksanaan normalisasi kali Citarum tidak akan menggunakan hutang luar negeri. Kendati pada Oktober nanti, akan ada pertemuan tahunan (annual meeting) Bank Dunia (IMF) di Nusa Dua, Bali, yang salah satu pembahasannya mengenai masalah sampah.
“Kita tidak perlu minjam-minjam soal ini. Uang kita cukup. Jadi waste to energy itu perpresnya keluar di 17 kota. Bali, Jakarta, Bandung. Jadi bandung ini sampahnya tidak perlu menumpuk lagi, karena sudah bisa dikelola dengan bagus,” kata Luhut pada Kamis (3/5) di Universitas Padjajaran Bandung.
Luhut mengakui hingga saat ini anggaran normalisasi Sungai Citarum belum masuk dalam APBN. Dia memperkirakan, biaya yang dibutuhkan pemerintah mencapai ratusan miliar rupiah per tahun, dengan tempo waktu pengerjaan selama tujuh tahun.
“Soal anggaran tidak terlalu besar, karena periode waktunya kita dapat usulan dari bawah per project. Saya belum tahu angka pastinya, karena baru akan diajukan ke Kemenkeu, mungkin sekitar ratusan miliar untuk satu tahun kedepan,” jelas Menko Kemaritiman.
Selain pembiayaan, pemerintah juga sedang memfokuskan perhatian pada perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar kawasan Citarum. Jumlah menurut keterangan Luhut mencapai 3.200 perusahaan.
Luhut mengatakan, seluruh perusahaan ini akan ditemui untuk mengkoordinasikan program normalisasi Citarum. Paling tidak, nantinya setiap perusahaan memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) masing-masing.
“Kami juga ingin di kurikulum SD dan SMP dimasukkan masalah lingkungan. Karena lingkungan ini dampaknya sangat besar lebih dari yang dibayangkan. Kita tidak ingin generasi kita menjadi kuntet (pendek). Jadi bonus demografi kita harus berkualitas,” pungkasnya.
Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan Sungai Citarum