Yaman (Foto: Al jazeera)
Socotra - Sumber-sember Yaman mengungkapakan, pertemuan pertama antara delegasi Arab Saudi dan perwakilan pemerintah Yaman di pulau Socotra Yaman berakhir tanpa hasil.
Delegasi Saudi bertemu Perdana Menteri Yaman, Ahmed Obeid bin Daghr, pada Jumat setelah Uni Emirat Arab (UEA) mengerahkan empat kapal militer dan lebih dari 100 pasukan ke Socotra, yang dikabarkan tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan pemerintah Yaman.
Di hari yang sama, seorang pejabat pemerintah Yaman mengatakan pasukan UEA telah menduduki laut dan bandara di Socotra, keputusan yang disebut pejabat "tindakan agresi". Menteri Yaman menegasakan kepada Anadolu bahwa warga Yaman tidak akan menyerahkan wilayah kedaulatan apapun.
"Yaman akan melindungi tanah, pulau, dan pesisir mereka. Kami tidak akan menyerahkan satu butir pasir," kata Menteri untuk Pemuda dan Olahraga, kata Nayef al-Bakri, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (6/5).
Nenteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash, mengatakan di Twitter bahwa negaranya memiliki hubungan sejarah dan keluarga dengan Socotra.
"Kami akan mendukung (penduduk Socotra) dalam stabilitas, perawatan kesehatan, pendidikan dan kehidupan (kondisi) mereka," katanya.
Sumber pemerintah Yaman mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa kedatangan pasukan UEA di pulau itu memicu kecaman di antara penduduk setempat. Mereka berpendapat bahwa tidak ada pemberontak Houthi yang diarahkan Iran di pulau itu untuk membenarkan pengerahan itu.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan lusinan wanita Socotra mengambil bagian dalam pawai melawan kehadiran UEA.
Socotra, situs warisan UNESCO dihuni sekitar 60.000 orang, memiliki landasan sepanjang 3.000 meter, ideal untuk jet tempur dan pesawat militer besar.
KEYWORD :Yaman Arab Saudi UEA