Menteri Keuangan RI Sri Mulyani (Foto: BPKP Kemristekdikti/FLH)
Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani tak serta-merta mengiyakan saat diminta oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir untuk membangun laboratorium dan gedung di sejumlah universitas.
Masalahnya, dalam 13 tahun terakhir, anggaran pendidikan Indonesia sudah mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
“Baru masuk ke sini, pak menteri sudah bilang ‘bu tolong dibangun laboratorium universitas, salah satunya politeknik’,” kata Menkeu saat berbicara dalam Diskusi Publik sebagai salah satu rangkaian Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018, ‘Membumikan Pendidikan Tinggi, Meninggikan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia’, di Jakarta, Senin (7/5).
“Pak Ali tadi juga bilang sudah 10 tahun lalu tidak dibangun laboratorium,” imbuhnya.
Kepada para rektor dan kopertis yang hadir dalam acara tersebut, Sri Mulyani juga melontarkan pertanyaan terkait perkembangan anggaran pendidikan sejak dia pertama kali menjabat sebagai Menkeu pada 2005 silam, hingga sekarang.
“Ibu bapak tahu tidak anggaran pendidikan waktu saya menjadi menteri keuangan pertama kali pada 2005? Berapa anggarannya? Saya kasih tahu ya, Rp29,7 triliun. Tahun ini, bapak ibu tahu anggaran pendidikan kita? Rp444 triliun,” tegasnya.
Sri Mulyani menerangkan, persoalan pendidikan di Indonesia bukan terletak pada anggaran. Ada kesalahan pemetaan dan tata kelola yang dilakukan oleh insan pendidikan dalam memaksimalkan anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah.
“Coba bandingkan dengan Rp29,7 triliun. Dikasi uang berapa pun, kalau kita sebagai komunitas pendidikan tidak punya strategi, maka kita akan berhasil membelanjakan tapi tidak berhasil mendapatkan hasil yang sebenarnya,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti mengatakan, sudah sepuluh tahun terakhir tidak ada pengembangan laboratorium. Padahal sejatinya laboratorium penting untuk meningkatkan kualitas penelitian ilmuwan dalam negeri.
"Kita sudah 10 tahun terakhir tidak ada pengembangan laboratorium. Ini jadi masalah penelitian untuk mengejar ketertinggalan global," pungkas Ali.
KEYWORD :Pendidikan Kemristekdikti Kemenkeu Mohamad Nasir Sri Mulyani