Minggu, 24/11/2024 07:00 WIB

Hasil UN Melorot, Kemdikbud Salahkan Guru

Ujian Nasional sudah didesain sedemikian rupa sesuai dengan kurikulum dan bahan ajar yang telah ditetapkan oleh pemerintah

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Totok Suprayitno (kanan) dan Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi (kiri)

Jakarta – Ada faktor guru yang bertanggung jawab atas penurunan hasil Ujian Nasional tahun ini. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menilai, kesulitan siswa didik menjawab soal-soal Ujian Nasional, merupakan hasil dari apa yang diajarkan oleh para guru selama tiga tahun di sekolah.

Pernyataan ini diungkapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Totok Supraytino. Menurutnya, Ujian Nasional sudah didesain sedemikian rupa sesuai dengan kurikulum dan bahan ajar yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

“Sehingga yang diujikan di dalam UN itu yang seharusnya diajarkan, bukan yang sesungguhnya diajarkan,” ujar Totok dalam konferensi pers di Kantor Kemdikbud Jakarta pada Selasa (8/5).

Sebab Ujian Nasional mengacu pada standar yang telah ditetapkan, lanjut Totok, maka hasilnya pun bisa untuk mengukur pencapaian masing-masing sekolah.

Totok mengatakan, pasca UN pemerintah akan mengeluarkan diagnonis khusus. Di dalamnya akan memuat pemetaan sekolah, mata pelajaran, topik pelajaran. Karenanya, akan lebih mudah mengetahui kendala masing-masing sekolah dan siswa didik.

“Jadi nantinya pelatihan guru daerah tidak boleh massal. Wong kelemahannya di trigonometri kok, malah di-training aljabar. Kekurangannya di mana, itulah yang diperbaiki,” terang Totok.

Hal senada juga disampaikan oleh Plt Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemdikbud Hamid Muhammad. Hamid mengatakan, guru dewasa ini harus memenuhi tiga aspek dalam proses pembelajaran di kelas.

Ketiga aspek tersebut ialah pemahaman, aplikasi, dan penalaran. Dua aspek terakhir, kata Hamid, harus mendapatkan porsi yang lebih besar.

“Karena mau tidak mau itu nanti yang akan mendorong anak-anak kita bersaing dengan negara lain,” ujar Hamid.

Dalam penulisan soal pun, Hamid mengimbau para guru untuk membuat soal yang berbasiskan pada aplikasi dan penalaran tingkat tinggi (High Order Thinking Skill/HOTS). Dengan demikian, siswa didik terbiasa saat mengerjakan soal-soal UN.

Diketahui, Ujian Nasional (UN) 2018 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata penuruan tersebut terjadi pada mata pelajaran (mapel) matematika, fisika, dan kimia.

Ada dua faktor penyebab penurunan nilai UN tahun ini. Pertama karena siswa kesulitan mengerjakan soal-soal HOTS. Kedua, disebabkan oleh perubahan moda dari ujian nasional kertas dan pensil (UNKP) menjadi ujian nasional berbasis komputer (UNBK).

Dibandingkan faktor soal-soal HOTS, penyebab kedua memiliki pengaruh yang lebih signifikan kepada hasil UN 2018.

KEYWORD :

Pendidikan Ujian Nasional Kemdikbud




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :