Marlen Sitompul | Rabu, 09/05/2018 12:18 WIB
Jakarta - Presiden Jokowi diprediksi tidak mendapat tiket sebagai calon presiden (Capres) pada kontestasi Pilpres 2019 mendatang. Apa yang menjadi alasan Jokowi tidak dapat tiket Capres?
Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah mencoba menganalisa sejumlah yang menjadi alasan Jokowi tidak mendapat tiket pada Pilpres nanti. Menurutnya, selain ulah para relawan, sejumlah janji kampanye Jokowi pada Pilpres 2014 silam yang tidak direalisasikan juga menjadi faktornya.
"Alasan pertama karena kebanyakan #Janji2Jokowi yang tak ditepati dan yang ke-2 adalah karena ulah #RelawanJokowi yang bikin masalah," kata Fahri, seperti dikutip melalui akun twitternya di @Fahrihamzah, Jakarta, Rabu (9/5).
Selain itu, kata Fahri, partai politik (Parpol) pendukung Jokowi yang didera konflik kepentingan juga menjadi salah satu faktor. "Alasan ketiga adalah #KonflikParpol yang mendukung Jokowi," terangnya.
Sebab, lanjut Fahri, tidak bisa dihindari fakta bahwa di atas kertas, partai koalisi Jokowi memang paling banyak. Dimana, Parpol yang masuk kabinet Jokowi ada tujuh dan tidak termasuk partai relawan.
"Parpol pendukung Jokowi ini sekarang sadar bahwa jika mau punya nama maka juallah yang punya nama. Dan sekarang incumbent adalah “merek dagang” yang paling terkenal bagi parpol sehingga apabila nama itu didekatkan maka parpol akan mendapatkan efek popularitas," jelasnya.
Kata Fahri, saking berebut mendapatkan nama, maka berebut menjadi partainya presiden. Inilah yang kemudian menjadi awal konflik yang semakin tajam.
"Konflik ini bisa memiliki efek negatif bagi presiden sehingga ditinggal dan lari ke lain hati. Konflik ini sekarang ada di belakang layar dan sesekali muncul tanpa terasa. Terutama di antara partai besar," tegasnya.
Ia mencontohkan, Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry selaku incumbent yang awalnya paling banyak mendapat dukungan dari partai, tapi pada akhirnya gagal tidak dapat tiket.
"Orang lupa, bahwa presiden sekuat apapun dia tapi tidak membubuhkan tanda tangan dalam pencalonan. Oleh sebab itu, apabila parpol salah paham maka semua bisa beralih kepada lain hati. Inilah ancaman bagi incumbent," kata Fahri.
KEYWORD :
Pilpres 2019 Presiden Jokowi Tokoh Islam