Ayatollah Ali Khamenei (Reuters/Caren Firouz)
Tehran - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam Donald Trump yang menarik nama Amerika Serikat (AS) dari kesepakatan nuklir Iran 2015. Menurutnya, keputusan itu "kurang ajar" dan "tidak berharga".
Khamenei mengatakan masalah nuklir itu "hanya alasan" AS untuk mendominasi Iran, dan bahwa "alasan sebenarnya" menandatangani perjanjian 2015 adalah untuk membuatnya tunduk pada tuntutan Amerika.
"Alasan sebenarnya di balik oposisi AS terhadap sistem Republik Islam adalah kenyataan bahwa sebelum revolusi, AS memiliki dominasi penuh atas negara kami (Iran)," kata Khamenei dikutip dari Al Jazeera, Kamis (10/5).
Chelsea Kembali Coret Sterling untuk Laga UECL
"Akhirnya, tangan mereka diputus dari Iran oleh Revolusi Islam," sambungnya.
Khamenei mengatakan, sama seperti Iran tidak mempercayai AS. Itu juga berlaku pada negara Perancis, Jerman dan Inggris dalam menjaga kesepakatan 2015, yang juga dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA)
"Ketiga negara yang menandatangani perjanjian nuklir bersama AS adalah Uni Eropa, Rusia, Cina dan Iran. Tanpa mendapat jaminan kuat dari ketiga negara Eropa ini, kami tidak akan tetap pada perjanjian nuklir," kata Khamenei.
Pada Rabu kemarin, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Theresa May, perdana menteri Inggris, mengeluarkan pernyataan bersama menentang keputusan Trump, dan menyatakan komitmen mereka terhadap kesepakatan itu.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
Sebelum Trump mengumumkan niatnya, ketiga pemimpin Negara Biru itu berusaha untuk merundingkan perjanjian sampingan untuk memenuhi tuntutan presiden AS tanpa, membongkar kesepakatan asli.
Sayangnya, Iran menutup pintu atas tuntutan tambahan tersebut. Ia bersikeras bahwa semua pihak dalam kesepakatan harus terlebih dahulu memenuhi komitmennya, sebelum Iran bersedia untuk membahas isu-isu lain yang luar biasa.
KEYWORD :Iran Amerika Serikat Eropa China kesepatan nuklir