Ilustrasi foto rudal (Foto: Arab News)
London - Tindakan Iran merupakan pernyataan perang. Begitu peringatan Menteri Luar Negeri (Menlu) Saudi menyusul dua rudal balistik yang ditembakkan milisi Houthi yang didukung Teheran ke Riyadh.
Kepada CNN, Adel Al-Jubeir mengatakan Arab Saudi akan berusaha mengembangkan kapasitas senjata nuklirnya sendiri seandainya Iran melakukan hal yang sama. Itu disampaikan sehari setelah Donald Trump menarik Amerika Serikat (AS) dari kesepakatan 2015 yang berusaha untuk membatasi program senjata nuklir Iran.
Saat ditanya apakah Arab Saudi mempunya inisiatif membangun bom nuklir jika Iran melanjutkan program senjata nuklirnya, Al-Jubeir mengatakan, "Jika Iran memperoleh kemampuan nuklir, kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk melakukan hal yang sama."
Dua rudal balistik ditembakkan di ibukota Saudi Riyadh pada Rabu kemarin, menurut koalisi yang memerangi Houthi di negara tetangganya, Yaman, yang mengklaim percobaan serangan itu."Rudal-rudal ini buatan Iran dan dikirim ke Houthis. Perilaku seperti itu tidak dapat diterima. Ini melanggar Resolusi PBB terkai rudal balistik. Dan orang-orang Iran harus bertanggung jawab atas ini," kata Al-Jubeir kepada CNN.
"Kami akan menemukan cara yang tepat dan pada waktu yang tepat untuk menanggapi ini. Kami mencoba untuk menghindari semua tindakan militer langsung dengan Iran, tetapi perilaku Iran seperti ini tidak dapat dilanjutkan. Jumlah ini merupakan deklarasi perang," sambungnya.
Seorang ilmuwan politik Iran-Amerika yang berpendidikan Harvard, Dr Majid Rafizadeh, mengatakan bahwa reimposisi sanksi terhadap Iran kemungkinan akan membuatnya lebih tertantang untuk menggelontorkan jutaan dollar untuk Hizbullah dan Houthi.
Namun, kata dia, Mendukung kelompok-kelompok seperti itu akan tetap menjadi prioritas bagi Iran. "Bahkan sebelum kesepakatan nuklir ketika rezim Iran lumpuh dengan sanksi ekonomi multilateral dan unilateral, Teheran masih terus mendukung milisi, proksi dan kelompok teroris," kata Rafizadeh kepada Arab News.
"Rezim Iran akan lebih mungkin memangkas kesejahteraan sosial pada warganya sendiri agar mampu mendukung proksinya," sambungnya.
KEYWORD :Arab Saudi Iran Amerika Serikat Yaman